Kisah Wayang Kulit "Tambak Romo"

VIVAnews - Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah wajib pajak hingga 3,5 juta dalam setahun memang cukup spektakuler.

Viral! Wanita di Koja Dikeroyok saat Hendak Bertemu Mantan Pacar

Untuk mensyukuri kesuksesan itu, Dirjen Pajak Darmin Nasution mengadakan pagelaran wayang kulit berjudul cerita 'Romo Tambak' di gedung Ditjen Pajak semalam suntuk mulai pukul 21.00 WIB Jumat malam, 16 Januari 2009.

Pagelaran ini didalangi oleh Ki Mulyono Purwo Wijoyo, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi II dari Kantor Pelayanan Pajak Salatiga. Sejumlah bintang tamu turut memeriahkan wayang kulit ini, seperti Kirun dan Endah Laras. Dengan mengusung puluhan kursi, Ditjen Pajak mengundang seluruh warga yang melintas di Jl. Gatot Subroto memasuki pelataran Ditjen Pajak.

Cerita pewayangan ini mengambil hikmah dari sebuah kepemimpinan Prabu Rama Wijaya (Ayudha) dalam menjalankan tugas besar yang dikemas dengan apik. Mereka akan pergi ke negara Alengka untuk pergi dengan pekerjaan cukup besar. Namun, mereka menghadapi tantangan besar karena harus melewati lautan luas. Berkat kepemimpinan Rama, dengan dedikasi, kedisiplinan, kerja keras dan tangguh, pekerjaan bisa selesai.

Kisah ini bermula dari laporan Hanoman kepada Prabu Rama bahwa istrinya, Dewi Sinta hidup dan masih suci berada di Alengka. Untuk memboyong kembali kekasihnya, Rama berencana menyerbu Alengka. Namun untuk mencapai Alengka tak mudah karena harus menyeberang lautan luas bernama Samudera Hindi.

Itu memakan waktu lama dan harus membawa seluruh pasukan menyeberang lautan. Karena itu, Rama memilih berangkat seorang diri dengan mengerahkan kesaktiannya. Kiai Semar memperingatkan bahwa Dewi Sinta bukan sekadar istri Prabu Rama, tetapi juga seorang titisan Betari Widowati yang menjadi lambang kemakmuran bagi rakyat.

Jadi untuk memboyong Dewi Sinta, Semar menekankan harus dilakukan bersama antara Sang Raja dengan rakyat. Sadar pesan tersebut, Rama mulai merancang strategi bersama pasukan dan rakyat menyeberangi Samudera Hindi.

Di negeria Alengka, Prabu Rahwana menggelar rapat besar untuk menandai selesai pembangunan kembali Alengka yang semula dibakar oleh ulah Hanoman. Dalam pertemuan itu Rahwana berselisih pendapat dengan kedua adiknya, Raden Kumbokarno dan Raden Gunawan Wibisono.

Kedua adiknya pun diusir dari istana Alengka. Kedua kesatria yang terusir itu akhirnya memilih jalan berbeda. Kumbokarno memilih bertapa dan mengasingkan diri, sedangkan Wibisono bergabung dengan Prabu Rama Wijaya menegakkan kebenaran.

Dengan bergabungnya Raden Wibisono, Rama mendapat kekuatan baru, sekaligus sumber informasi tentang Negeri Alengka dan kekuatan musuh. Sebagai bukti kesetiaannya, Wibisono berupaya membuat tambak atau bendungan untuk membendung lautan dengan cara bersemedi. Namun, upaya itu digagalkan oleh Hanoman. Rama kemudian marah besar, dia pun menggunakan kesaktiannya dengan melepaskan panah Guwo Wijoyo ke lautan dan dalam sekejab lautan surut.

Tak lama kemudian Sang Hyang Baruno, penguasa lautan muncul. Dia mengingatkan Rama bahwa jalan pintas tidak layak dilakukan oleh ksatria berbudi luhur. Karena selain melebihi batas kewajaran, juga merusak alam, lautan dan seluruh penghuninya. Tugas mulia harus dilakukan sesuai tahapannya.

Sadar akan pesan tersebut, Rama memerintahkan seluruh pasukan untuk mengambil batang kayu, batu, dan apapun untuk membuat bendungan. Berbaga gangguan dan hambatan datang, dari para prajurit Rahwana seperti Janggisrono, Yuyu Rumpung, Bajul Sengoro dan lain-lain.

Tapi semua gangguan tersebut dapat diatasi dengan kesucian Prabu Rama, kesungguhan dan militansi pasukan, serta dukungan informasi akurat dari Raden Wibisono. Berkat restu Yang Kuasa, bendungan di Samudera Hindi diselesaikan Prabu Rama bersama pasukan dan rakyat sukses memasuki negeri Alengka dan memboyong Dewi Sinta yang menjadi lambang kemakmuran negeri.

Menurut Dirjen Pajak, Darmin Nasution, inti cerita pagelaran wayang ini ibarat upaya bertahap yang dilakukan Ditjen Pajak untuk menggapai jumlah wajib pajak dan penerimaan pajak yang ujungnya bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. Berkat upaya bertahap itu, Ditjen Pajak sukses menembus wajib pajak baru 3,5 juta hanya dalam tempo setahun pada 2008, serta surplus penerimaan Rp 37 triliun.

Pengendara motor paksa pemilik Yamaha RX-KIng cium asap knalpotnya sendiri

Ribut dengan Pemotor Lain, Pengendara Yamaha RX-King Ini Dipaksa Cium Asap Knalpotnya Sendiri

Viral video 2 orang pengendara motor terlibat dalam perselisihan di jalan Ciwidey. Salah satunya pengendara Yamaha RX-King dan dipaksa mencium asap knalpotnya sendiri.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2024