VIVAnews - Departemen Perhubungan akan melakukan pemeringkatan layanan maskapai niaga nasional mulai Februari tahun ini. Hasilnya diketahui sebelum Juli.
Kriteria perankingan maskapai penerbangan antara lain performa keberangkatan tepat waktu terhadap total penerbangan dalam sebulan, jumlah penumpang bertatus siap berangkat tetapi tertunda karena overbooking per 10.000 penumpang per bulan, jumlah tas yang hilang per 1.000 penumpang, serta jumlah komplain per 100.000 penumpang diangkut.
"Persiapannya pemeringkatan sudah matang, Februari akan dimulai sebelum pemilihan presiden (Juli) sudah ada hasilnya," ujar Direktur
Angkutan Udara Tri S Sunoko pada Diskusi wartawan Perhubungan di Cisarua Bogor 31 Januari 2009. Dalam penilaiannya, Departemen
Perhubungan akan melibatkan Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) sebagai perwakilan masyarakat pengguna angkutan.
Tri membeberkan transportasi udara Indonesia berkembang pesat dalam satu dasawarsa terakhir. Tren pertumbuhan transportasi penerbangan rata-rata naik 17 persen. "2001-2007 merupakan booming penerbangan," kata Tri.
Kendati terimbas krisis, industri penerbangan Indonesia 2009diprediksi mengalami pertumbuhan positif. Salahsatunya, lanjut Tri adanya pemilu yang diadakan tahun ini. Dia memperkirakan penerbangan kelas ekonomi akan meningkat sebagai akibat penghematan.
Dengan latarbelakang itu, Departemen Perhubungan merasa perlu mengawasi layanan penerbangan sesuai UU No 1 tahun 2009 tentang
Penerbangan yang mengatur beberapa ketentuan bagi maskapai penerbangan termasuk standar pelayanan. UU No.1 /2009 juga mendorong kapasitas armada penerbangan nasional. "Ke depan maskapai penerbangan bisa bermain pada kancah regional dan dunia dengan standar internasional," kata dia.
Berdasarkan data Departemen Perhubungan pada 2008 jumlah pesawat terdaftar sebanyak 927 unit dengan 71 perusahaan penerbangan. Sedangkan jumlah penumpang angkutan udara 2008 sebanyak empat juta penumpang naik dari tahun 2001 sebanyak 2,5 juta penumpang dan 3,1juta penumpang pada 2007.
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang
