VIVAnews - Nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta pukul 08.40 WIB kembali bergerak menguat di kisaran level 11.720-11.750 per dolar Amerika Serikat (US$).
Pasalnya, pada penutupan Jumat, 6 Februari 2009, di pasar spot antarbank Jakarta, mata uang lokal itu ditutup pada kisaran level 11.790-11.820 per dolar AS. Sedangkan data kurs tengah mata uang asing Bank Indonesia, rupiah bercokol di level 11.750/US$.
Menurut Iwan Ridwan, dealer valas PT Bank CIMB Niaga Tbk, penguatan mata uang regional unggulan seperti yen Jepang, dolar Singapura dan Australia, serta dolar New Zealand kembali mengangkat pergerakan mata uang rupiah pagi ini.
"Memang, permintaan dolar dari korporasi masih tinggi tapi penguatan mata uang regional mampu menahan posisi rupiah yang akhir pekan lalu juga menguat," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 9 Februari 2009.
Mata uang lokal itu dibuka pukul 08.00 WIB langsung bergerak menguat di kisaran 11.680-11.700/US$ dan saat ini rupiah ada di kisaran level 11.720-11.750 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg, rupiah pukul 08.40 WIB, Senin, 9 Februari 2009 berada di posisi 11.720/US$.
Dia memperkirakan, transaksi jual dan beli mata uang lokal tersebut pada siang sampai penutupan sore hari nanti bergerak stabil cenderung menguat di kisaran 11.675-11.775/US$. Sebab, aksi Bank Indonesia yang selalu menjaga rupiah dan mata uang regional yang masih menguat tetap menahan rupiah di posisi positif terhadap dolar.
Sementara itu, data proyeksi likuiditas Bank Indonesia pada pukul 08.30 WIB menunjukkan likuiditas di pasar domestik menurun menjadi Rp 22,07 triliun dibandingkan posisi transaksi akhir kemarin lalu Rp 32,56 triliun.
Data instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo juga mencapai Rp 22,32 triliun, atau turun dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp 36,30 triliun.
Sedangkan, excess reserve akhir hari tercatat menurun menjadi Rp 2 triliun dari transaksi akhir kemarin lalu yang sebesar Rp 2,40 triliun.
