Pertumbuhan 2009 Direvisi Jadi 4,5%

VIVAnews - Pemerintah kembali merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Revisi terbaru sebesar 4,5 persen.

Alasan revisi itu, kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu di Jakarta, Selatan 17 Februari 2009, DPR dan Bank Indonesia juga memberikan pandangan yang sama soal pertumbuhan ekonomi yang terus negatif.

"Kita diberi range antara 4-5 persen, kita lihat dunia, kita lihat semua kondisi terakhir, jadi pertumbuhan tahun ini kita asumsikan lebih rendah," katanya.

Akibat pemerintah menggunakan angka pertumbuhan ekonomi yang rendah, Anggito mengatakan, mau tidak mau akan berpengaruh terhadap besaran defisit. Selain itu ada kemungkinan tingkat pengangguran dan kemiskinan juga ikut berubah.

Dalam asumsi terbaru ini, defisit naik dari asumsi sebelumnya 1 persen (Rp 51 triliun) menjadi 2,6 persen atau senilai Rp 137 triliun. Jumlah defisit ini lebih besar 0,1 persen dari usulan asumsi makro yang diusulkan ke DPR sebesar 2,5 persen PDB atau senilai Rp 132 triliun.

Dikatakan pembiayaan untuk menutup defisit ini berasal dari surplus APBN 2008 sebesar Rp 51 triliun, tambahan utang dari pinjaman siaga Rp 37 triliun dan pembiayaan SUN.

PSSI Buka Suara soal Dugaan Pengaturan Skor Bhayangkara FC Vs Persik
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri, Brigadir Jenderal Polisi Hariyanto

RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa jasad tujuh korban kebakaran Toko Frame dan Galeri di Mampang Prapatan sudah berhasil teridentifikasi.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024