Persaingan Operator

Smart Bidik 5% Pelanggan Pascabayar

VIVAnews - Dengan peluncuran dua paket pascabayar, Smart Telecom Tbk membidik komposisi pascabayar sama dengan prabayar saat ini di industri, yakni sekitar lima persen dari total pelanggan. Hal itu disampaikan Head of Commercial Marketing Smart Telecom Ruby Hermanto kepada pers di Fbar, Plaza Ex, Jakarta, Rabu 18 Februari 2009.

Bekerja sama dengan Nokia dan Haier, Smart hari ini meluncurkan dua paket pascabayar. Untuk paket Haier D1100, Smart membanderolnya dengan harga Rp 99.000, sementara paket Nokia dibanderol Rp 250.000. Sayangnya, kedua paket ini hanya dapat dibeli dengan kartu kredit keluaran bank tertentu.

"Masing-masing paket dengan berbagai kemudahan yang diterima pelanggan. Target kita komposisi dari pengguna pasca dan prabayar nantinya sama dengan di industri yakni sekitar lima persen dari total pelanggan," kata Ruby.

Dengan layanan pascabayar, lanjut Ruby, Smart mengaku lebih mudah memvalidasi data pelanggannya. Dibandingkan dengan prabayar, penggunanya bisa saja kabur setelah menikmati layanan tertentu. “Data yang valid ini membuat kita lebih percaya memberikan layanan yang bisa dipertanggungjawabkan,” ucap Ruby.

Karena itu, Smart Telecom mengaku akan memberikan layanan ekslusif khusus bagi pengguna pascabayarnya, di luar layanan suara dan teks. Misalnya, fasilitas roaming bila pelanggan bepergian ke luar negeri, akses data, dan fleksibilitas pembayaran.

Tak hanya itu, operator CDMA berbasis selular yang memiliki 1,5 juta pelanggan per tahun 2008 tersebut, berencana mengembangkan lebih banyak layanan untuk memanjakan pelanggan pascabayarnya. “Layanan pada prabayar itu dibutuhkan untuk mengakuisisi pelanggan. Tetapi untuk retensi, tentunya dari layanan pascabayar,” ucap Ruby.

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun
Ilustrasi Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyesalkan kegagalan berulang DK PBB dalam mengesahkan resolusi keanggotaan penuh Palestina.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024