Tiga Saran Morgan Stanley untuk Indonesia

VIVAnews - Morgan Stanley memberikan tiga saran bagi negara berkembang, khususnya pemerintah Indonesia dalam menghadapi krisis keuangan dan resesi ekonomi global.

Chairman Morgan Stanley Asia, Stephen Roach menyebutkan ketiga saran tersebut antara lain adalah, pertama berusaha menghindari defisit transaksi berjalan. Kedua, melakukan diversifikasi ekspor market. "Jangan ambil risiko dengan terkonsentrasi pada satu pasar," katanya di Jakarta, Selasa, 4 November 2008.

Ketiga, menurut dia, mengumpulkan kekuatan pasar domestik. Dia menekankan dalam situasi booming komoditas berorientasi ke pasar ekspor memang cukup bagus. Namun, dalam situasi krisis, sebaiknya Indonesia memperkuat pasar domestik.

Yang tak kalah penting, kata dia, pemerintah tetap seirama dan berkoordinasi dengan negara tetangga dalam menghadapi masalah. "Jangan hadapi sendiri-sendiri karena negara berdiri bersama-sama."

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Dia memperkirakan imbas resesi ekonomi global yang terjadi saat ini akan dirasakan oleh negara berkembang. Alasannya, ekspor negara berkembang sekarang jauh lebih besar mencapai 45 persen dibandingkan krisis 10 tahun lalu yang hanya 35 persen.

"Pertumbuhan ekonomi akan melambat sehingga negara berkembang akan menghadapi banyak tantangan," kata dia. "Perlambatan ini diprediksi sampai 2010." 

Namun, menurut dia, Indonesia sudah belajar cukup baik dengan memperkuat fundamental. Tapi, perlu diketahui bahwa krisis yang terjadi saat ini bukan hanya soal komoditas dan krisis keuangan. "Persoalannya, krisis ini sudah melebar antar negara."

Mengenai pelemahan nilai tukar rupiah, dia mengingatkan bahwa mata uang Indonesia bukan satu-satunya yang tertekan. Dolar Amerika Serikat memang sudah menguat terhadap banyak mata uang. Namun, penguatan ini tidak akan terlalu lama. "Ke depan, dolar akan melemah."

Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024