AS Siapkan Dana US$15 Miliar untuk Otomotif

VIVAnews - Kongres Amerika Serikat (AS), yang dikuasai Partai Demokrat, mengirim rancangan undang-undang (RUU) kepada pemerintah berupa mandat untuk memberi dana talangan (bailout) US$15 miliar kepada tiga perusahaan otomotif terkemuka yang tengah kesulitan modal. Dalam RUU tersebut, Kongres juga mengusulkan agar seleksi dan pemberian bantuan dilakukan oleh suatu komisi khusus, yang akan dibentuk pemerintah.
 
Demikian RUU yang diterima Kantor Kepresidenan di Gedung Putih dari Kongres di Washington DC, Senin sore 8 Desember 2008 waktu setempat (Selasa pagi WIB). Juru bicara Gedung Putih, Dana Perino, mengungkapkan bahwa kendati masih ada hal-hal rinci yang masih dipertanyakan kepada Kongres, pemerintah "kemungkinan besar" akan menyetujui RUU tersebut. 
 
Jumlah bailout yang diajukan Kongres, US$15 miliar, jauh lebih sedikit dari yang diminta tiga perusahaan otomotif General Motors (GM), Ford, dan Chrysler, yaitu US$34 miliar. Namun kalangan anggota Kongres menilai bailout US$15 miliar sudah cukup untuk membuat perusahaan-perusahaan tersebut cukup untuk bertahan hidup, setidaknya hingga tahun depan, dan diharapkan bisa menyelamatkan tiga juta pekerja industri otomotif nasional dari ancaman PHK. 
 
Pinjaman darurat tersebut diprioritaskan ke GM dan Chrysler, yang terancam jatuh bangkrut bila tidak segera mendapat suntikan modal hingga akhir tahun ini. Permohonan tersebut diajukan pekan lalu oleh Chief Executive Officer (CEO) GM, Rick Wagoner, dan CEO Chrysler, Robert Nardelli, kepada Kongres.

Berdasarkan proposal yang telah mereka susun, GM dan Chrysler memohon segera mendapat dana antara US$14 miliar - US$15 miliar supaya tetap bertahan hingga awal 2009. Ford juga mengajukan pinjaman, US$ 9 miliar, namun tidak bersifat mendesak dan hanya untuk dana siaga. (AP)

Chandrika Chika Ditangkap karena Kasus Narkoba, Netizen: Udah Benar Joget Papi Chulo Aja
Ilustrasi mengemudi di malam hari

Geger Seorang Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online Gegara Bernama Ini

Seorang wanita mengalami larangan menggunakan layanan Uber hanya karena memiliki nama Swastika Chandra. Ini membuatnya terkejut. Hal ini karena sentimen terhadap NAZI.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024