Kans Susilo Bambang Yudhoyono

Demokrat Ingin Mengulang Sukses

VIVAnews –  Pemilihan legislatif  tinggal lima bulan. Partai politik ramai-ramai mengumbar  target. Ada  yang masuk akal, ada pula yang terdengar seperti mimpi. Sebuah partai kecil yang geliatnya sunyi senyap bahkan mematok target 20  persen. Adapula  yang memasang target 15 persen.

Harmoni Energi Sehat Menyuarakan Pesan Kesetaraan dalam Pelayanan Kesehatan

Pengamat politik  manapun  bakal pusing tujuh keliling menganalisa  bagaimana cara partai-partai itu meraup suara sebanyak itu. Partai Demokrat  yang mengusung Susilo Bambang Yudhoyono ke kursi presiden, punya cara sendiri menghitung target.  Partai itu mematok angka 20 persen. Jumlah itu naik 5 persen dari target sebelumnya.

Kalau ambisi Demokrat itu tercapai, maka partai itu bisa solo karir alias tidak perlu bersusah payah merayu partai lain untuk berkoalisi. Karena untuk mencalonkan presiden diperlukan 20 persen suara pada Pemilu legislatif.

Ahmad Ali Temui Prabowo, Sekjen Nasdem: Bagian dari Silaturahmi, Pak Prabowo Pernah ke Sini

Apakah bilangan Demokrat itu realistis.  Bisa ya, bisa tidak.  Pada Pemilu 2004  suara yang diraup partai ini cuma tujuh persen. Target 20 persen itu memerlukan tiga kali keringat  dari Pemilu 2004. Dengan lahirnya Hanura dan Gerindra yang konstituennya berhimpitan dengan  Demokrat, target  20 persen sulit dicapai.

Tapi sikap percaya diri Demokrat lahir dari hasil polling yang dilakukan setahun terakhir. Popularitas dan tingkat elaktibilitas partai itu kian menanjak.

Polisi Ungkap Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Diduga Menistakan Agama

Lihatlah hasil poling  jajak pendapat pendapat berikut ini.  Hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) November 2008 menunjukan Partai Demokrat dipilih 16,8 persen.  Golkar yang menjadi jawara Pemilu 2004 tertinggal satu angka (15,9) dan PDI Perjuangan tersuruk di nomor tiga dengan perolehan 14,2 persen.  Jajak pendapat yang digelar sejumlah lembaga survei juga menunjukan tren perolehan partai itu meningkat.

Bagaimana cara petinggi partai itu mewujudkan mimpi 20 persen itu.  Rupa-rupa cara yang ditempuh.  Dari sekian cara itu, ada yang paling ampuh yakni  strategi serangan udara dan gerilya di darat.

Strategi udara ditempuh melalui pembangunan opini massa. Misalnya gencar beriklan di media. Lalu, rajin mempublikasikan macam-macam kebijakan dan program kerja.

Sedangkan gerilya darat mereka lakukan dengan menyiapkan matang-matang para calon anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat yang bakal bertempur memenangkan pemilihan legislatif April 2005. Dengan begitu jalan menuju pemilihan presiden bisa mulus.

Namun, pembekalan materi saja tidak cukup. Gerakan menuju pemenangan itu harus sistematis dan mencapai masyarakat tingkat bawah. Itu sebabnya, Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat menginstruksikan untuk bergerilya menemui konstituen di daerah-daerah. Mereka diperintahkan turun langsung ke akar rumput.

Pergerakan calon wakil rakyat di Senayan itu juga diback up calon anggota legislatif  tingkat provinsi, kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Setelah pembekalan kandidat legislator tingkat partai pusat 29-30  November 2008, mereka langsung beraksi.

Ujung tombak partai itu telah dibekali peluru-peluru perang. Senjata untuk bertempur di pemilihan umum 2009 jauh lebih tajam di banding 2004. Di antaranya adalah bagaimana menjual kebijakan-kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap berhasil.

Ada tiga fokus perhatian bagi para calon anggota legislatif dan juru kampanye itu. Yaitu tetap mengangkat  isu-isu kesejahteraan rakyat, keamanan dan penegakkan hukum.

Seperti pada pembekalan akhir November lalu, bahwa amunisi untuk menjadi pemenang bukan mengutamakan uang lagi, melainkan bagaimana berkomunikasi dengan publik guna meraih suara sebanyak mungkin di daerah pemilihan masing-masing. Tentang cara kampanye yang efektif agar masyarakat  dan bagaimana mencitrakan diri dan partai. Dengan demikian masyarakat memilih Partai Demokrat.

Arahan seperti itu pula yang disampaikan Susilo Bambang Yudhoyono saat memberi pembekalan kepada calon anggota legislatif.

Partai ini telah menghitung-hitung apabila semua usaha dicapai, namun tetap tidak mencapai 20 persen kursi di parlemen itu. Sebab, otomatis mereka tidak bisa mengusung Yudhoyono menjadi calon presiden. Langkah yang ditempuh ialah koalisi dengan partai lain.

Namun, Partai Demokrat menganggap masih terlalu dini membicarakan soal koalisi. Pasalnya, hasil pemilu legislatif belum diketahui. Mereka tetap optimis mampu meraih 20 persen kursi di prlemen. Dasarnya ialah popularitas partai yang dianggap masih bertengger tinggi.

Siapa tokoh yang layak mendampingi Yudhoyono maju merebut kursi presiden periode 2009-2014. Itu masih disimpan rapat-rapat. Alasannya, partai ini tetap berpatokan pada hasil pemilihan legislatif nanti.

Partai Demokrat telah memutuskan Yudhoyono bebas menentukan siapa pendampingnya. Peran partai dalam menentukan calon wakil presiden sebatas memberi saran. Syaratnya, antara lain kandidat itu harus memiliki visi kepemimpinan yang sama. Juga mempunyai komitmen bekerjasama dengan Yudhoyono.

Partai ini yakin Yudhoyono mengulang sukses pada pemilihan umum 2004. Pada waktu itu, pemilu presiden dua tahap dimenangi Yudhoyono dengan 60,9 persen suara pemilih. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat. Yudhoyono tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Jusuf Kalla.

Pasangan itu mengungguli Megawati Soekarnoputri yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya