Santapan Daging Kucing di Cina

Pencinta Hewan Minta Pemerintah Turun Tangan

VIVAnews -Ada pemeo populer di Cina yang berbunyi, orang Canton akan memakan apapun yang terbang, kecuali pesawat terbang, dan apapun yang berkaki, kecuali kursi.

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tersangka Korupsi, Pj Gubernur Jatim: Kita Serahkan Proses Hukum

Pemeo itu memang benar-benar terjadi di Guangzhou, kampung halaman orang Canton. Orang Canton biasa memakan berbagai makanan yang tak lazim untuk kebanyakan orang. Kalajengking, kura-kura, ular, anjing dan kucing adalah santapan biasa bagi mereka.

“Ada sup terkenal yang disebut Dragon, Tiger dan Phoenix. Di dalamnya termasuk masakan ular, kucing, dan ayam secara bersamaan. Di musim dingin lebih banyak orang yang makan kucing, karena dipercaya memberi nutrisi lebih,” kata Zhu Huilian, profesor keamanan makanan dan nutrisi di Universitas Sun Yat Sen di ibukota Guangdong, Guangzhou.

Buku Karya Penulis Israel yang Diduga Pengaruhi Zara Lepas Hijab Beredar di Indonesia

Zhu mengatakan orang-orang disana biasa memakan kucing di restoran bukan di rumah.

Larisnya menu sup kucing di restoran-restoran di Guangdong mengundang keprihatinan para pencinta binatang, terutama hewan piaraan yang lucu ini. Pemburuan kucing dilakukan besar-besaran dan dikirim ke Guangdong setidaknya 1000 ekor tiap harinya.

Dituding Nikita Mirzani Lakukan Kekerasan, Ucapan Lebaran Rizky Irmansyah Jadi Sorotan Warganet

Para pencinta binatang di Beijing memprotes pembunuhan kucing untuk makanan, Kamis 19 Desember 2008.

Meski begitu seorang pedagang daging dari provinsi Guangdong dimana kucing menjadi bahan utama sup terkenal dari wilayah ini, hanya mengangkat bahu dan memainkan pisau daging besar miliknya. “ Kucing memberi rasa yang kuat. Rasa daging anjing lebih enak, tapi bila sangat ingin daging kucing, saya bisa mengirimkannya besok,” kata Huang, si pedagang daging.

Perilaku ini sangat menyakitkan bagi 40 orang pencinta kucing yang membentangkan spanduk sambil berurai airmata, berdemo di luar kantor pemerintah Guangdong di Beijing. Banyak pensiunan yang peduli pada hewan liar, dan mereka katakan hewan –hewan itu diambil oleh para pengepul hewan.

“Kita harus membuat mereka memperbaiki perilaku tak beradab ini, “ kata Wang Hongyao, yang mewakili kelompok pencinta hewan ini. Mereka mengirimkan surat mendesak pemerintah provinsi untuk memutus hubungan antara pedagang dan restoran, meski para pelaku tak melanggar hukum apapun.

Demo kali ini adalah pertentangan terakhir antara tradisi lama dan kepedulian baru yang membuat Cina lebih makmur. Pemilik binatang piaraan sempat jarang karena Partai Komunis mengutuk pemeliharaan hewan sebagai tindakan kaum borjuis dan kebanyakan orang memang tak sanggup membeli kucing atau anjing.

Kemarahan para pemrotes meningkat akibat laporan terakhir di koran Cina soal industri daging kucing. Hari Senin lalu, Southern Metropolis Daily, koran terkenal dari Guangdong merilis laporan soal 1000 ekor kucing dikirim ke Guangdong setiap harinya.

Kucing-kucing ini berasal dari Nanjing, kota penghubung utama untuk perdagangan kucing, demikian laporan koran itu. Kemudian dibawa ke pasar oleh para pengepul dengan motor, dimasukkan ke peti kayu yang penuh dan dikirim ke Guangdong dengan kereta. Sebuah foto menunjukkan kucing dengan mata hijau mengintip dari peti kayu.

Beberapa orang di Nanjing menghabiskan hari mereka dengan berburu kucing, kadang bahkan mencurinya, kata laporan itu.

Seorang pemilik kucing di Guangzhou mengatakan, orang-orang sekarang takut membiarkan peliharaan mereka keluar dari rumah karena khawatir akan diculik pemburu kucing.

"Tak pernah hingga seburuk ini. Siapa tau ini karena ekonomi yang buruk. Saya mendengar ada sindikat penculik kucing dari Hunan yang keliling mengumpulkan kucing, “ kata Lai, salah seorang demonstran.

Dia khawatir bisnis kucing ini mugkin dikendalikan oleh gangster.
Kelompok perlindungan binatang adakalanya menghadang konvoy truk yang penuh dengan kandang bambu penuh dengan kucing yang menuju ke Guangdong. Dalam kasus terakhir, ratusan kucing berlarian setelah kandangnya terbuka, meskipun ratusan lainnya tetap terkurung dalam truk.

Lai Xiaoyu, yang turut terlibat dalam upaya penyelamatan itu mengatakan pejabat berwenang tak bisa memberhentikan pengiriman kucing ini karena para pedagang mengatakan hewan-hewan ini akan dipelihara sebagai binatang peliharaan.

"Polisi telah melakukan apa yang mereka bisa, tapi masih terlalu kecil untuk bisa memberhentikan atau menghukum para pedagang dari pengiriman binatang hidup,”kata Lai.

Masyarakat Untuk Perlakuan Etika Terhadap Binatang atau PETA, mengeluarkan pernyataan Kamis 18 Desember 2008, mengutuk perlakuan kejam itu.

“Cina tak memiliki undang-undang perlindungan binatang, dan di seantero negeri kucing dan anjing diternakkan dan diambil, dimasukkan truk dan selama berhari-hari dibawah perlakuan kejam, dibawa ke pasar hewan, dimana mereka dipukul hingga mati, dicekik atau direbus hidup-hidup, kata juru bicara PETA Michael V.McGraw.

Aneka rasa masakan Kanton dipajang setiap hari di Guangzhou atau yang juga disebut Canton. Terutama di Qing Ping Market. Para pembeli duduk di belakang kandang yang penuh ular yang menggeliat, bak penuh kura-kura dan baskom plastik penuh  kalajengking yang merangkak.(AP)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya