Dampak Penurunan Premium Belum Terasa

VIVAnews - Dampak penurunan harga premium dan solar di awal dan pertengahan Desember 2008 terhadap inflasi sampai akhir 2008 ternyata belum terlihat. Padahal pemerintah akan menjadikannya sebagai acuan penurunan harga BBM pada Januari 2009.

"Efeknya terhadap inflasi ternyata belum begitu (terlihat), karena second arround-nya belum kena. Misalnya angkutan, terutama untuk solar," kata Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 30 Desember 2008.

Pemerintah masih akan terus melakukan pemantauan sampai pekan depan, termasuk mencermati pergerakan harga minyak mentah dunia yang sempat naik lagi pada perdagangan terakhir di bursa NYMEX, Amerika.

Atas kondisi ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Purnomo, meminta agar ia dan jajaran menteri terkait lainnya mencermati dampak putaran kedua penurunan harga premium dan solar. "Presiden meminta Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melihat putaran keduanya seperti apa. Kenapa tidak terjadi. Harga BBM sekarang diturunkan, tapi tarif angkutan tidak turun. Turunnya tidak sesuai dengan proporsinya. Itu yang menjadi fokus kita," kata dia.

Meski begitu, Purnomo menambahkan, Presiden tetap optimistis bisa menurunkan kembali harga BBM. Jika pada 15 Januari 2008 kondisi harga minyak masih seperti saat ini di kisaran US$ 40/barel, efek putaran keduanya harus terjadi. "kalau nggak kan nggak ada efek apa-apa. Efek terbesarnya kan ada di secound aroundnya," kata dia.

Berapa besar penurunannya, kata Purnomo, tergantung biaya produksi yang dikeluarkan. Misalnya, biaya transportasi yang 30 persennya berasal dari BBM. Namun berapa perhitungannya, semua ada di tangan Departemen Perhubungan.

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Persediaan BBM di Bali Masih Aman
Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

KPU Tolak Tanggapi Tudingan Nepotisme Jokowi ke Prabowo-Gibran

KPU menolak menanggapi tudingan dari kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal nepotisme Jokowi ke Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024