Ciputra Property Akuisisi Lahan

VIVAnews - PT Ciputra Property Tbk (CTRP) dikabarkan sedang melirik sejumlah lahan di kawasan segitiga emas (central business district/CBD) Jakarta.

Sumber VIVAnews mengatakan, perseroan rencananya akan melebarkan proyek Ciputra World yang saat ini sedang dikerjakan di Jalan Prof Dr Satrio senilai Rp 7 triliun yang saat ini cukup diminati konsumen, karena telah terjual di atas 50 persen.

"Kabarnya, perseroan sedang bernegoisasi dengan sejumlah pengembang dan pemilik lahan di kawasan Sudirman-Kuningan-Gatot Subroto," jelasnya di Jakarta, Kamis, 8 Januari 2009.

Direktur Ciputra Property Artadinata Djangkar ketika dikonfirmasi mengakui, perseroan berencana mengakuisisi sejumlah lahan di kawasan CBD Jakarta untuk mendukung program-program proyek properti perusahaan. "Kita memang mencari lahan di bilangan Sudirman-Kuningan-Gatot Subroto yang ingin dijual. Tapi, saat ini belum terjadi negoisasi," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, Jumat, 9 Januari 2009.

Namun, dia mengakui, proyek super blok yang berlokasi di Jalan Prof Dr Satrio yang diperkirakan rampung pada periode 2010-2011 sudah memiliki lahan cukup luas, yaitu mencapai 10 hektare. "Semua lahan itu kita gunakan untuk pembangunan mal, apartemen mewah sewa dan strata title, serta perhotelan bintang lima," jelasnya.

Per 30 November 2008, PT Ciputra Development Tbk menguasai saham berkode CTRP sebanyak 51,06 persen dan Morgan Stanley and Co Intl PLC-IPB Client tercatat 7,31 persen per 31 Agustus 2008. Sedangkan sisanya dimiliki publik.

Pada perdagangan sesi I Jumat, 9 Januari 2009, CTRP ditutup menguat Rp 7 ke level Rp 149. Broker PT Mandiri Sekuritas dengan kode broker CC tercatat sebagai broker yang paling banyak mengoleksi saham Ciputra Property.

Menurut Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing, rencana akuisisi lahan di daerah CBD Jakarta itu akan berdampak positif bagi kinerja performa perseroan pada jangka panjang. "Tapi, tetap mesti dilihat dulu berhasil atau tidak dan akan dibangun apa," jelasnya.

Dia juga mengakui, penguatan saham grup Ciputra tersebut hari ini bukan terpicu dengan adanya rencana tersebut. Namun, akibat sentimen penurunan BI rate yang berimbas positif pada pergerakan saham-saham di sektor properti dan perbankan. "Sebab, aksi korporasi itu efeknya untuk jangka panjang," ujar Pardomuan.

92.493 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Pekan Depan

Seperti diketahui, laba bersih perseroan per 30 September 2008 mencapai Rp 80,50 miliar atau Rp 13 per saham. Meningkat lebih dari tiga kali lipat ketimbang periode yang sama 2007 sejumlah Rp 25,39 miliar atau Rp 8 per saham.

ilustrasi bank.

OJK Cabut Izin usaha BPRS Saka Dana Mulia Kudus

Pencabutan itu dilakukan OJK itu sebagai tindakan pengawasan untuk menjaga dan memperkuat industri perbankan serta melindungi konsumen. 

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024