BI:2009, Konsumsi Rumah Tangga Masih Bertahan

VIVAnews - Bank Indonesia memperkirakan sepanjang 2009 ini, dinamika perekonomian global masih mempengaruhi ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 4-5 persen dengan sumber pertumbuhan berasal dari permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga.

"Walaupun akan mengalami perlambatan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih dapat memiliki daya tahan terutama terkait dengan rencana pemerintah memberikan tambahan stimulus fiskal pada 2009," demikian Laporan Kebijakan Moneter Triwulan IV 2008 yang dikutip dari situs Bank Indonesia, Jumat 9 Januari 2008.

Disamping itu, menurut laporan tersebut, komitmen pemerintah untuk merealisasikan anggaran lebih awal, kenaikan gaji PNS,  faktor Pemilu, dan kenaikan upah minimum provinsi diperkirakan juga akan menjadi faktor pendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. 

Di sisi Neraca Pembayaran Indonesia, Neraca Transaksi Berjalan pada 2009 diperkirakan akan mengalami defisit sekitar 0,11 persen dari PDB akibat memburuknya kinerja ekspor, sementara penurunan impor tidak setinggi penurunan ekspor. Cadangan devisa akhir 2009 diperkirakan menjadi US$  51 miliar atau setara dengan 4,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Di sisi perbankan, industri perbankan dalam negeri diprakirakan akan mengalami dampak dari krisis keuangan global dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Namun secara umum, perbankan nasional masih tetap memiliki daya tahan yang cukup baik.

Dukcapil Jakarta Sebut 8,3 Juta Warga Akan Ganti KTP Saat DKI Berubah Jadi DKJ
[dok. Humas PT BUMI Resources Tbk]

Bumi Resources Masuk 7 Perusahaan Wajib Pajak Terbaik versi DJP Kemenkeu

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil meraih penghargaan sebagai Perusahaan Wajib Pajak yang memberikan kontribusi terbesar ke negara tahun 2023.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024