Pioneer Pecat 10 ribu Karyawan

VIVAnews -- Perusahaan elektronik asal Jepang Pioneer berencana untuk memecat sekitar 10 ribu karyawannya di seluruh dunia.

Mereka juga akan mengurangi gaji karyawannya, memotong biaya produksi, dan akan menghentikan bisnis layar plasma yang terus merugi.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Langkah PHK itu ditempuh menyusul menurunnya penjualan produk-produk Pioneer. "Sejak krisis finansial di AS yang menyebabkan krisis global, penjualan piranti elektronik mobile dan TV layar datar kami menurun," ujar juru bicara Pioneer Michiko Kadoi, dikutip dari situs New York Times.

Perusahaan yang bermarkas di Tokyo itu mengalami kerugian bersih pada tahun fiskal ini hingga Maret nanti, yaitu sebesar 130 miliar Yen (Rp 16,6 triliun).

Angka itu jauh lebih besar dari perkiraan rugi bersih semula yang senilai 78 miliar Yen. Ini sekaligus memperpanjang daftar kerugian bersih tahunan yang sudah menimpa Pioneer sejak lima tahun berturut-turut.

Dari 10 ribu karyawan yang dipecat Pioneer, 6 ribu di antaranya adalah karyawan tetap yang berada di Jepang, maupun di luar Jepang. Jumlah itu merupakan 16 persen dari total karyawan Pioneer yang berjumlah 36.900.

Adapun 4 ribu lainnya, adalah karyawan kontrak dari Jepang dan negara-negara lain. Namun perwakilan Pioneer tidak merinci karyawan dari negara-negara apa saja yang terkena pemecatan.

Pioneer juga akan menutup pabrik layar TV plasma-nya di Pomona California dan Castleford Inggris, pada April mendatang. Ini merupakan bagian dari rencana Pioneer untu benar-benar menarik diri dari bisnis layar plasma hingga Maret 2010.

PHK Pioneer adalah pemecatan karyawan besar-besaran terakhir yang terjadi pada perusahaan Jepang. Sebelumnya Sony merumahkan 8 ribu karyawan dan Panasonic merumahkan 15 ribu pekerjanya. Nissan Motor dan NEC, masing-masing juga mem-PHK 20 ribu karyawannya.

Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024