Yudhoyono-Hillary Tak Bicarakan Munir

VIVAnews - Pertemuan selama 45 menit antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton tidak membicarakan mengenai kasus Munir. Dalam pertemuan itu, keduanya hanya membicarakan yang sifatnya untuk mempererat hubungan kedua negara seperti ekonomi.

"Tidak membicarakan soal itu (Munir)," kata juru bicara kepresidenan, Dino Patti Djalal dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Hillary di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis 19 Februari 2009.

Keduanya, menurut Dino, hanya membicarakan masalah hubungan bilateral dengan membangun kemitraan yang komprehensif antara Amerika dan Indonesia. Yaitu, lanjutnya, dengan meningkatkan hubungan kedua belah terutama dalam bidang ekonomi.

Perdagangan Indonesia dan Amerika tahun lalu mencapai 20,1 miliar dollar dan investasi AS di Indonesia tahun 2008 mencapai 10,6 miliar dollar. Kisarannya adalah nomor 13 dari para investor.

Presiden mengharapkan, dalam suasana krisis global baik yang terjadi di Amerika maupun di Indonesia jangan sampai menyurutkan hubungan kedua negara. "Minimal perlu terus diaktifkan," terang dia.

Dalam pertemuan itu, Hillary memuji Indonesia atas penerapan sistem demokrasi di tengah negara berpenduduk Islam yang dapat berjalan dengan harmonis. Menurut Hillary, Indonesia berhasil mengembangkan itu.

SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia

Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral

Bahlil Lahadalia merespons tudingan dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di MK. Ia dituding tak netral dengan mendampingi Gibran Rakabuming Raka ke Papua.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024