Penyanderaan 11 WNI

Penyelamatan Sandera Bisa 3-5 Bulan

VIVAnews - Nasib sebelas warga Indonesia (WNI) yang turut menjadi sandera gerombolan perompak di sekitar wilayah perairan Somalia masih belum jelas. Kendati sampai pagi tadi dinyatakan aman dan sehat, tak jelas kapan mereka bakal dilepaskan mengingat pihak penyandera belum mengungkapkan tuntutan yang jelas, termasuk jumlah uang tebusan yang mereka minta.

Demikian ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, mengenai 11 WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) berbendera Malaysia. "Berdasarkan kabar terakhir, yang kami terima, para sandera dalam keadaan aman dan selamat. Namun belum ada informasi kapan akan dibebaskan," kata Faizasyah dalam jumpa pers di Departemen Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Jumat siang 19 Desember 2008.

Menurut Faizasyah, berdasarkan pengalaman yang dihadapi Deplu, penyanderaan ini bisa berlangsung berbulan-bulan. "Proses penyelamatan sandera bisa memakan waktu 3 sampai 5 bulan...Kami kemarin terima data dari pemilik kapal dan langsung menghubungi keluarga yang bersangkutan untuk menjelaskan kabar buruk ini," kata Faizasyah.

Dalam tiga tahun terakhir, Deplu sudah menangani tiga drama penyanderaan yang melibatkan para ABK asal Indonesia di sekitar perairan Somalia dan Teluk Aden.

Harta Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 45 Triliun dalam Sekejap, Ini Penyebabnya

Proses pembebasan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Pada 17 Agustus 2005, 14 WNI yang menjadi ABK kapal berbendera Taiwan turut disandera dan baru bebas Desember 2005. Begitu pula pada penyanderaan 4 April 2006. "Sembilan ABK di kapal berbendera Korsel dibebaskan pada 29 Juli 2006.

Pada tahun 2007, empat WNI di kapal Tanzania diculik 11 Mei  dan baru bebas 4 November. Deplu pun tahun ini mendapat kabar bahwa WNI yang bekerja di kapal Arab Saudi dan Ukraina juga turut disandera perompak.
 
Terkait dengan penyanderaan 11 WNI, kata Faizasyah, menjadi rumit karena penyandera hanya mau berurusan dengan pemilik kapal, dalam hal ini Mas Indra Shippping Malaysian Bhd. Maka kami melalui perwakilan RI di Yaman dan Kenya terus bekerja sama dengan pemilik kapal yang mengupayakan pembebasan sandera.  

"Berdasarkan kontak dengan pemilik kapal, belum ada pernyataan dari pembajak tentang tuntutan. Mereka sudah menuntut uang tebusan, angkanya tidak disebutkan. Para pembajak hanya mau berhubungan dengan pemilik kapal," kata Faizasyah.

Teuku Faizasyah

Cak Imin soal PKB Gabung ke Pemerintahan Prabowo: Alhamdulillah, Semuanya Smooth!

Teuku Faizasyah (VIVAnews/Harriska Addiati)

Dia mengungkapkan bahwa 11 WNI yang menjadi sandera berasal dari pulau Sulawesi dan Jawa. Mereka rata-rata kelahiran antara akhir tahun 1960-an hingga 1980-an. Namun Faizasyah belum bersedia mengungkap nama para sandera.

Ini untuk menghindari salah informasi mengingat banyak WNI yang bekerja sebagai ABK bernama sama. Selain itu banyak anggota keluarga sandera juga bekerja sebagai ABK.  

Perompak Somalia membajak kapal penarik Malaysia beserta awaknya yang disewa perusahaan minyak Total dari Prancis dan sebuah kapal kargo Turki di Pantai Yaman, Selasa (16/12). Menurut Andrew Mwangura, koordinator Bantuan Program Seafarers dari Kenya, pembajakan berlangsung ketika kapal penarik tersebut menuju Malaysia. Kapal kargo dengan panjang 100 meter milik perusahaan perkapalan yang berpusat di Istanbul juga telah dibajak.

Deretan Solusi Ampuh Merawat Kulit Wajah Kesayangan Anda
Kim Soo Hyun

Kim Soo Hyun Jalani Pelatihan Tentara Cadangan Jelang Episode Terakhir Queen of Tears

Kim Soo Hyun, aktor terkenal asal Korea Selatan telah mengambil bagian dalam pelatihan tentara cadangan menjelang penayangan episode terakhir drama Queen of Tears.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024