Hari ini Jusuf Kalla menegaskan bahwa dirinya siap menjadi calon presiden pada Pemilu 2009. “Saya tidak pernah katakan saya tidak siap. Saya selalu siap,”katanya kepada wartawan di Istana Wakil Presiden, siang tadi. Ketua Umum Golkar itu menegaskan bahwa dirinya siap bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat.
Tapi Kalla memastikan bahwa walaupun maju sebagai calon presiden, hubungan dengan Yudhoyono harus tetap dijaga. “Tidak boleh pecah kongsi,” katanya.
Pernyataan Kalla itu memang belum terang benar. Sebab dia sendiri memastikan kongsi dengan Yudhoyono tidak boleh pecah. Apalagi pernyataan siap menjadi presiden itu disampaikan lantaran menjawab wartawan: Apakah dia siap menjadi presiden.
Tetapi dari semua statement Jusuf Kalla selama ini, pernyataan hari ini jauh lebih maju. Sebelumnya dia terkesan menghindar memberi pernyataan terbuka soal kesiapannya menjadi calon presiden. Lalu mengapa Kalla berani bersikap lebih maju?
Orang dekat Jusuf Kalla di Golkar menjelaskan bahwa kesiapan menjadi calon presiden itu didorong oleh perkembangan politik internal partai Golkar belakangan ini. Sejumlah kalangan di partai itu memang mendesak Kalla maju sebagai calon presiden.
Sejak Selasa kemarin, Golkar memang menggelar rapat konsolidasi di kantor pusat partai itu di Slipi, Jakarta Barat. Ini rapat konsolidasi menjelang pemilihan umum April 2009. Tapi dalam pertemuan itu juga berkembang wacana calon presiden dari partai Golkar. Desakan itu diakomodasi. Partai itu kini tengah menjaring calon presiden dari pengurus daerah.
Rabu pagi kemarin, 31 Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar berkumpul di rumah kontrakan Jusuf Kalla. Rumah kontrakan itu terletak di samping rumah dinas wakil presiden di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. “Orang selalu salah menyebut pertemuan itu di rumah dinas. Padahal itu rumah yang dikontrak dari uang pribadi Pak Jusuf” kata sumber di Golkar itu. Antara rumah dinas dan rumah kontrakan itu ada pintu penyambung.
Dalam pertemuan kemarin, lanjut sumber itu, para petinggi Golkar dari 31 propinsi itu mendesak Kalla maju sebagai calon presiden. Mereka menyodorkan surat kepada Kalla. Isinya tentang kesediaan Kalla menjadi presiden. Sang ketua umum diminta menandatangani surat itu. “Tapi Pak Jusuf menolak menandatangi surat ini, ” kata sumber itu.
Jusuf Kalla tetap menjaga mekanisme yang kini tengah berjalan di Golkar. Para pengurus daerah diminta menyerahkan nama itu pada bulan Maret. “ April nanti partai akan memutuskan,” lanjut Kalla sebagaimana dituturkan sumber vivanews.
Sumber Vivanews yang lain di Golkar membenarkan cerita di rumah kontrakan itu. Hampir semua pengurus daerah, lanjut sumber ini, masih tersinggung dengan statement Ahmad Mubarok, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.
Dua pekan lalu, Mubarok mengatakan bahwa Jusuf Kalla belum tentu menjadi calon wakil Yudhoyono kalau perolehan Golkar Cuma 2,5 persen. Yudhoyono sudah menegur Mubarok karena statement itu, tapi sejumlah pengurus Golkar tidak terlalu yakin kalau Mubarok mewakili dirinya sendiri. “Dia itu seorang dosen," kata sumber di Golkar itu. Semua kemarahan atas pernyataan Mubarok juga tumpah dalam pertemuan itu.
Malkan Amin, salah satu ketua Golkar, membenarkan adanya desakan 31 pengurus Golkar dalam pertemuan Rabu pagi kemarin itu. “Mereka memang mendesak Pak Jusuf menjadi calon presiden,”kata Malkan yang juga hadir dalam pertemuan itu. Dan apa jawaban Kalla? “ Pak Jusuf mengatakan siap menjadi calon presiden,” kata Malkan.
Sejak pertemuan itu, kata sumber di Golkar, Jusuf Kalla lebih percaya diri. Dia juga harus mengakomodasi tuntutan para kadernya. “ Apalagi hingga kini Yudhoyono belum juga menentukan sikap. Apakah masih berpasangan dengan Pak Kalla atau tidak,” kata sumber itu.