Deplu: Tak ada Kerja Intelijen dan Main Uang
VIVAnews – Dua pencari suaka asal Papua yang lari ke Australia, ingin kembali ke Indonesia. Menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Tengku Faizasyah, tidak benar ada intervensi intelejen Indonesia seperti yang dituduhkan Australia.
Apalagi, tuduhan adanya unsur main uang dari pemerintah Indonesia. Departemen jelas-jelas membantahnya.
”Tuduhan itu benar-benar tak berdasar,” katanya di Ruang Sunda Kelapa, Departemen Luar Negeri, Pejambon, Jakarta.
Faizasyah menegaskan kepulangan dua pencari suaka itu bersifat sukarela, tanpa unsur paksaan. ”Nanti, tanyakan langsung pada mereka, alasan kepulangannya,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah hanya berusaha melindungi warga negaranya. ”Niat kepulangan karena adanya rasa frustasi terhadap Herman Waingai,” kata Faizasyah.
Menurut informasi, dua pencari suaka yang akan pulang adalah Yunus Wanggai dan anaknya Anike. Mereka telah membicarakan rencana kepulangan mereka dengan Kedutaan Besar Indonesia di Canberra, Australia.
Sebelumnya, pada September 2008 dua pencari suaka, Hana Gobay dan Jubel Pareni juga pulang ke Indonesia, atas bantuan Konsul Jenderal Melbourne dan Departemen. Keduanya juga merasa frustasi karena iming-iming Herman Waingai, pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jadi alasan mereka mencari suaka, tak terbukti.
Pada 2006, sebanyak 43 pencari suaka alas Papua mendarat di Cape York. Mereka mendapatkan visa perlindungan sementara dari Pemerintah Australia. Keputusan Australia yang sempat membuat hubungan Indonesia-Australia tegang.