Perang Tarif Telekomunikasi

Sejumlah Operator Seluler Bakal Tutup

VIVAnews - Jumlah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia yang saat ini berjumlah 11 operator diperkirakan bakal berkurang dalam dua sampai tiga tahun mendatang. Ketatnya persaingan di sektor telekomunikasi dan perang tarif murah  diperkirakan menjadi penyebabnya.

"Tarif telepon di tanah air merupakan yang terendah untuk kawasan Asia," ujar Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rinaldi Firmansyah dalam rapat dengar pendapat dengan komisi Koperasi, UKM, dan BUMN DPR RI, Rabu malam, 3 Desember 2008.

Rinaldi menilai dalam waktu dekat akan terjadi konsolidasi sejumlah operator seluler kecil karena tarif percakapan yang semakin murah. Untuk itu, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah untuk membatasi pengeluaran lisensi izin usaha di bidang telekomunikasi.

Telkom sebagai incumbent, kata dia, selama ini sering kali terkena dampak dari regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Contohnya, peraturan dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia yang mewajibkan operator dengan coverage terluas menurunkan tarif percakapan sebesar 20-40 persen.

"Telkom merupakan satu-satunya perusahaan yang terkena imbas tersebut, karena coverage dari operator lain masih kecil dan mereka ada yang menyewa tower kami," keluh Rinaldi.

Namun, lanjut Rinaldi, Telkom masih cukup kuat dalam menghadapi kompetisi di sektor telekomunikasi. Hal itu terlihat dari margin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang mencapai 58 persen atau tertinggi dibandingkan PT Indosat Tbk 45 persen, PT Excelcomindo Pratama Tbk 40-42 persen, dan PT Bakrie Telecom 28 persen.

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Selain itu, kata dia, keuangan perseroan juga lebih kuat karena rasio utang terhadap modal Telkom terendah dibanding operator lain.

Rinaldi mengaku, saat ini kinerja perusahaan memang menurun dibandingkan beberapa tahun lalu. Tetapi kondisi tersebut diperkirakan hanya sementara sampai penurunan tarif benar-benar sudah menyentuh level terbawah. "Jadi ada periode penyesuaian dulu," kata dia.

Ilustrasi menabung.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Sebagai generasi penerus bangsa dengan akses yang luas terhadap produk dan layanan keuangan, anak muda seharusnya bisa lebih bijak merencanakan serta mengelola keuangan. 

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024