Polda Sumatera Utara Akui Ada Pemukulan
VIVAnews - Markas Besar Polri menyatakan tewasnya Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Aziz Angkat dalam aksi unjuk rasa disebabkan karena serangan jantung. Tetapi, ada temuan mengejutkan dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara.
"Ternyata ada pemukulan. Kami sedang cari orangnya," ujar juru bicara Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Komisaris Besar Polisi Baharuddin Djafar dalam keterangan kepada VIVAnews melalui telepon, Kamis 5 Februari 2009.
Pernyataan Baharuddin ini berbeda dengan keterangan-keterangan polisi sebelumnya, termasuk yang pernah disampaikan juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira. Kesimpulan Markas Besar Polri itu didapat berdasarkan hasil visum di Rumah Sakit Gleneagles Medan yang pertama kali memeriksa jasad Abdul Aziz Angkat.
Baharuddin pun mengetahui ada beberapa saksi yang juga anggota DPRD Sumatera Utara, menyebutkan adanya pemukulan. Tapi Baharuddin menyayangkan, tidak ada satupun saksi itu yang melaporkan kepada polisi. "Anggota DPRD tidak ada yang melapor," sesal Baharuddin.
Aksi demo sekitar dua ribu orang yang menuntut pengesahan Provinsi Tapanuli menewaskan Abdul Aziz Angkat yang juga Sekretaris Partai Golkar Sumatera Utara. Polisi masih berkesimpulan korban tewas karena penyakit jantung yang dideritanya.
Keterangan polisi itu berbanding terbalik dengan foto-foto aksi unjuk rasa yang beredar di media lokal, Waspada. Dalam foto itu tergambar jelas bahwa Abdul Aziz Angkat mendapatkan bogem mentah dari salah seorang demonstran. HIngga kini polisi sudah memeriksa 18 saksi termasuk tujuh orang tersangka.