Sekolah Politik Caleg Artis PAN (2)

Saat Artis Berdebat dan Berteori

VIVAnews - Di layar monitor liquid crystal display (LCD) terpampang grafik hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang diumumkan pertengahan Oktober 2008 lalu. Survei calon anggota legislatif yang paling dikenal publik. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Agung Laksono, berada paling atas sebagai calon anggota DPR yang paling dikenal oleh masyarakat. Berikutnya Eko Patrio, lalu Marissa Haque, Adjie Massaid, dan Ikang Fawzi.

"Lihat, di 5 besarnya, 2 dari PAN," kata Adrian Maulana mengomentari grafik. Adrian benar, terdapat dua calon anggota legislatif dari PAN pada 5 besar yakni Eko Patrio dan Ikang Fawzi.

Eko yang merasa disinggung namanya hanya diam. Calon nomor urut 1 dari daerah pemilihan Jawa Timur VIII itu terlihat serius menatap grafik yang membuktikan dia lebih populer dibanding sejumlah artis dan politisi. Tangan kanan Eko tampak menopang dagunya.

"Ini menunjukkan popularitas ternyata lebih penting dari kompetensi," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Bima Arya Sugiarto, melanjutkan celetukan Adrian. Bima menceritakan bahwa survei LSI ini mencerminkan tingkat kepercayaan rakyat pada artis, meski belum tentu berkompeten di bidang politik.

"Kita harus bersyukur. Hal ini menyiratkan bahwa orang melihat niat baik dulu, bukan capabilities. Dan capabilites bisa dipelajari dan itulah yang kita lakukan sekarang," kata Ikang Fawzi yang juga berada di ruang yang sama dengan Bima, Adrian dan Eko.

Tanggapan Ikang ini membuat ruangan berukuran 4 meter kali 5 meter itu menghangat. Pencipta lagu Tito Sumarsono yang tadinya hanya diam ikut memberikan tanggapan. Namun Bima Arya, pemilik gelar doktor ilmu politik dari Australian National University, kembali mengambil alih forum.

"Ikang benar. Sincerity dan keseriusan serta totalitas yang menjadi catatan di sini. Rakyat butuh sincerity, keseriusan dan totalitas," kata Bima. Dan artis, kata Bima, dilihat publik menawarkan ketulusan. Demi totalitas itu, Bima meminta artis ketika terpilih menjadi anggota Dewan, untuk sementara meninggalkan aktivitas keartisan. "Masyarakat bisa menilai mana yang total," kata Bima.

Eko yang tadinya hanya diam angkat bicara. "Masyarakat yang mana?" sambung Eko. "Kalau saya, ada penggemar yang khawatir saya tidak muncul di-TV lagi ketika menjadi anggota Dewan," ujar pemilik nama asli Eko Hendro Purnomo itu.

Tanggapan Eko itu membuat suasana kembali riuh. Ikang Fawzi yang mengenakan baju kaos kutung dibalut jaket jeans berkomentar lagi. Adrian Maulana juga angkat bicara. Tito Sumarsono tak kalah keras suaranya. Inilah suasana sekolah politik artis-artis PAN ketika memasuki materi komunikasi politik pada Selasa, 21 Oktober 2008, lalu.

"Sebetulnya saya paling senang berdiskusi. Sebelum berpartai, saya memang paling senang diskusi dengan teman-teman politisi, atau teman-teman kampus," cerita Eko Patrio usai kelas komunikasi politik itu kepada VIVAnews. "Ini seperti mencas ulang saja saat-saat kuliah dulu," lanjut Eko yang mengaku memiliki gelar master di bidang komunikasi massa itu.

Komunikasi politik hanyalah satu dari belasan materi yang dinikmati Eko dan rekan-rekan artis secara gratis. Bima Arya menyatakan, materi pembekalan calon artis ini dibagi atas dua macam: hard skill dan soft skill. "Materi pertama, hard skill, yaitu tentang sistem politik, teori politik, pengetahuan tentang permainan elektoral, pengetahuan tentang lembaga negara dan lain-lain. Kedua, soft skill, yaitu kaitannya dengan kemampuan komunikasi, bagaimana turun ke rakyat. Tetapi semua itu selalu disusun dalam bentuk memberikan motivasi," jelas Bima.

Bima pun tak muluk-muluk semua artis yang mengikuti sekolah ini bakal 100 persen siap menjadi politisi. Charta Politika tak menjanjikan pula para artis yang mengikuti materi bisa melaju dengan mulus ke Senayan. "Seperti saya katakan tadi, di sini kita memberikan motivasi. Jika dikatakan instan, apakah Darut Tauhid Aa Gym itu instan ketika orang nyantri satu minggu atau dua minggu? Tidak bisa. Hidayah itu datang setiap saat. Turning point setiap orang bisa datang setiap saat. Ini sebetulnya yang kita sasar di sini. Kawan-kawan ini mengalami turning point atau punya motivasi yang lebih setelah dilatih di sini. Ada orang yang butuh puluhan tahun menerima itu, ada yang hitungan menit menerima pencerahan," terang Bima.

Meski tak muluk-muluk, kerja keras Bima dan rekan-rekannya di Charta Politika untuk mendongkrak artis-artis yang didampingi berbuah hasil. "Hasilnya lihat saja survei LSI beberapa waktu lalu yang mengatakan Eko Patrio, Ikang Fawzi, Marini Zumarnis dan Wulan Guritno lebih dipercaya daripada politisi lain. Saya cukup yakin bahwa apa yang kita sampaikan disini, pada teman-teman ini, punya kontribusi dalam peningkatan kemampuan artis ini," tandas Bima.

Angger Dimas Ungkap Alasan Sang Ibunda Dimakamkan Dekat Makam Dante
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia / MKRI

MK Pastikan Tak Ada Deadlock Putuskan Perkara Sengketa Pilpres

Mahkamah Konstitusi (MK) memastikan tak ada deadlock dalam pengambilan keputusan sengketa Perselisihan Pemilihan Umum (PHPU).

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024