Krisis Keuangan AS

Pesangon Rp. 3,45 Triliun Untuk Bos Lehman

VIVAnews – Lehman Brothers sejak pertengahan September 2008 sudah jatuh bangkrut. Namun bank investasi yang dulunya pemain kelas kakap di Wall Street tersebut ternyata sempat-sempatnya memberi pesangon jutaan dolar kepada para eksekutif yang kena PHK. Padahal saat itu mereka berjuang mati-matian meminta suntikan dana dari pemerintah.

Fakta tersebut terungkap saat pimpinan Lehman Brothers “disidang” oleh para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) di gedung Capitol Hill, Washington, Senin sore 6 Oktober 2008 (Selasa pagi WIB). Para anggota DPR (Kongres) rupanya merasa perlu mendengar penjelasan dari Lehman Brothers – yang diwakili CEO-nya, Richard S. Fuld Jr. – kenapa perusahaan yang telah berusia lebih dari 100 tahun tersebut bisa sampai bangkrut di tengah badai kredit macet yang melanda industri keuangan di AS.

Lehman Brothers memang tidak sempat menikmati kucuran bantuan darurat dari pemerintah sebesar US$700 miliar, yang baru disetujui DPR awal Oktober. Namun para anggota DPR tetap penasaran mendengar penjelasan dari korban krisis keuangan yang terdepak dari Wall Street sehingga membuat mereka harus menyetujui pengucuran uang para pembayar pajak ratusan miliar dolar demi menghindari jatuhnya korban seperti Lehman.   

Selama lebih dari dua jam Fuld harus menjawab pertanyaaan dari para angggota DPR yang tergabung dalam Komisi Pengawasan dan Reformasi Pemerintahan. Selain menjelaskan performa, strategi, dan manajemen perusahaan yang dia pimpin, Fuld pun harus mengungkapkan gaji yang dia diterima sebagai pemimpin para eksekutif dan bankir di Lehman.

Berdasarkan sistem di Lehman, Fuld mengaku bahwa untuk periode 2000 hingga 2007 dia berhak menerima kompensasi senilai US$350 juta (sekitar Rp.3,45 triliun) kendati perusahaannya tengah bermasalah dengan kredit macet di sektor hipotek. “Kami memiliki komisi kompensasi untuk memastikan bahwa kepentingan para eksekutif dan pegawai sejalan dengan kepentingan para pemegang saham,” kata Fuld. 

Selain itu dalam rapat tersebut juga terungkap dokumen yang menunjukkan bahwa pada 11 September 2008, Lehman berencana untuk menyetujui “pembayaran khusus” senilai US$18,2 juta bagi dua orang eksekutif yang menerima pemutusan hubungan kerja dengan tidak sukarela. Sedangkan yang US$ 5 juta lagi diberikan kepada seorang eksekutif yang rela mengundurkan diri. Keputusan itu terjadi empat hari sebelum pemerintah mengizinkan Lehman mengajukan permohonan bantuan dana.

Di awal penjelasan, Fuld mengaku “bertanggungjawab atas segala keputusan dan tindakan yang dia ambil” selama memimpin Lehman. Namun dia merasa tidak ada yang salah dengan kebijakan-kebijakannya dalam memimpin perusahaannya hingga jatuh bangkrut.

Pengakuan Fuld tersebut membuat gemas para wakil rakyat, yang harus rela menyetujui anggaran US$700 demi menyelamatkan perusahaan-perusahaan keuangan seperti Lehman. “Anda menikmati uang sebanyak itu dengan  mempertaruhkan uang rakyat,” kata Henry Waxman, anggota DPR yang memimpin Komisi Pengawasan dan Reformasi Pemerintahan. “Sistem [kompensasi] tersebut memang berguna buat Anda, namun tidak buat negara dan para pembayar pajak, yang kini harus merelakan uang mereka sebesar US$700 untuk menopang ekonomi kita,” lanjut Waxman. (ap)

5 Negara Tanpa Malam, Matahari Hampir Tidak Pernah Terbenam
Pemeriksaan Firli Bahuri di Bareskrim Polri

Eks Ajudan SYL Ungkap Firli Minta Uang Rp50 Miliar, Apa Kabar Berkas Kasus Pemerasan di Polri?

Berkas kasus dugaan pemerasan dengan tersangka mantan Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Firli Bahuri hingga kini belum ada kejelasan. Bagaimana kabarnya? Kepala S

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024