Terimbas Wall Street, Bursa Asia Rontok Lagi

VIVAnews - Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, akhir pekan lalu, Perdana Menteri Jepang, Taro Aso, bersedia mengeluarkan dana talangan US$ 17 miliar (hampir Rp 200 miliar rupiah) untuk negara-negara di kawasan Asia agar bisa menghadapi krisis keuangan. Namun, berita segar itu tak mampu menumbuhkan keyakinan para investor di bursa saham regional Asia.

Sebagian besar saham di kawasan Asia-Pasifik anjlok di akhir perdagangan Senin sore, 2 Februari 2009. Penyebabnya adalah laporan penerimaan naik-turun dari perusahaan -perusahaan regional. Selain itu juga karena tanda-tanda kurang menguntungkan dari bursa Wall Street, Amerika Serikat, yang mencetak kemerosotan terburuk bulan Januari.

Indeks Nikkei 225 (Jepang) merosot 120,07 poin (1,5 persen) ke level 7.873,98, indeks Hang Seng (Hong Kong) turun 3,5 persen ke posisi 12.812,88. Sedangkan indeks Kospi (Korea Selatan) turun 1,3 persen ke posisi 1.146,95. Indeks harga saham di Singapura, Thailand, dan India jatuh sekitar dua persen atau lebih. Indeks harga saham Australia merosot 1,2 persen.

Indeks harga saham di bursa China, hari pertama setelah libur panjang Tahun Baru China, meningkat berkat kabar bahwa pemerintah China sedang mempertimbangkan langkah-langkah baru untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi. Indeks gabungan Shanghai naik 1,1 persen ke level 2.011,68.

Sentimen negatif investor muncul setelah perusahaan terkemuka Jepang, seperti Honda, NEC, dan Hitachi, pada Jumat lalu melaporkan hasil buruk penerimaan perusahaan. Pemicu lain adalah data ekonomi AS yang mengalami penurunan 3,8 persen dalam kuartal keempat. (AP)

Alasan PDIP Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Suku Bunga BI Naik Diproyeksi Topang Penguatan IHSG, Cek Saham-saham Berpotensi Cuan

Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 6 poin atau 0,09 persen di level 7.167, pada pembukaan perdagangan hari ini.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024