Saham di Wall Street Rontok Lebih Dari 4%

VIVAnews - Para investor di lantai bursa Wall Street tampak kecewa dengan rencana baru Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) untuk penyelamatan perbankan. Kekecewaan mereka lontarkan dengan melakukan aksi ambil untung.

Konsekuensinya, semua indeks saham di Wall Street anjlok lebih dari empat persen saat transaksi ditutup Selasa, 10 Februari 2009, waktu New York (Rabu pagi WIB). Indeks saham industri Dow Jones rontok 381,99 poin (4,62 persen) menjadi 7.888,88.

Itu adalah penurunan terbesar bagi Dow sejak 1 Desember 2008, saat saham-saham blue chips jatuh 6800 poin atau 7,7 persen. Bahkan, level kemarin merupakan yang terburuk bagi Dow sejak 20 November 2008, ketika mencapai 7.522.

Nasib serupa juga dialami oleh indeks saham teknologi Nasdaq, yang turun 66,83 poin (4,2 persen) menjadi 1.524,73. Indeks Standard and Poor's juga meluncur 42,73 poin (4,91 persen) menjadi 827,16 - penurunan terburuk bagi S&P 500 sejak 20 Januari 2009. Indeks Russell 2000 juga turun 22,17 poin (4,74 persen) menjadi 445.77.

Bila, saham banyak dilepas, para investor justru memborong obligasi Departemen Keuangan dan emas. Itu merupakan bentuk kekecewaan para investor dan pialang setelah mengetahui bahwa rencana terbaru penyelamatan perbankan yang dipaparkan Menteri Keuangan Timothy Geithner ternyata kurang memuaskan.

Rencana itu dianggap kurang spesifik untuk menjelaskan bagaimana pemerintah akan mengarahkan dukungan dana publik maupun swasta senilai lebih dari US$1 triliun untuk menyelamatkan sistem keuangan.

Bea Cukai Langsa Aceh Sita Onderdil Harley Davidson

Padahal, pemerintah tengah menggalang kampanye baru agar penyelamatan perbankan tidak saja melibatkan dana dari pembayar pajak senilai ratusan miliar dolar yang tengah dibahas di Kongres, namun juga melibatkan pinjaman pihak swasta.

Bila kemitraan dukungan pemerintah dan swasta terwujud, dana yang diperlukan mencapai lebih dari US$1 triliun. "Kabar baik, mereka akan menganggarkan satu triliun dolar. Namun kabar buruk, mereka tidak tahu bagaimana menggunakan uang itu," kata James Cox, pengamat keuangan dari Harris Financial Group.
 
Kalangan investor juga mempertanyakan apakah rencana ambisius pemerintah Barack Obama tersebut bisa terlaksana. Apalagi, di Kongres, baik Senat maupun Dewan Perwakilan Rakyat belum sepakat dalam menentukan dana publik yang harus dikeluarkan untuk mendukung program stimulus ekonomi Obama.

Senat baru saja menyetujui kucuran dana US$838 miliar. Jumlah itu lebih besar dari yang disepakati DPR dua pekan lalu, yaitu US$819 miliar. Maka para investor berharap agar segera ada kata mufakat dari DPR dan Senat untuk memastikan nilai anggaran sehingga bisa disahkan dan ditandatangani oleh Obama awal pekan depan.  

Sementara itu, nilai tukar dolar atas sejumlah mata uang asing utama menguat. Begitu pula harga emas, naik seiring besarnya permintaan. Namun, harga minyak di bursa New York turun US$2,01 menjadi US$37,55 per barel. (AP) 







Presiden Jokowi tinjau jalan rusak di Lampung naik mobil Indonesia 1

Bakal Hijrah ke IKN, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Pakai Mobil Dinas Listrik?

Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo dan Gibran bakal berdinas di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Apakah pakai mobil dinas listrik nantinya

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024