Rahasia Keperkasaan Carrefour

VIVAnews - Apa yang membuat hipermarket asal Perancis, Carrefour, begitu perkasa di dunia? Jawabannya, karena hipermarket ini memiliki sistem perputaran barang (turn over) yang sangat cepat.

Menurut pengamat retail nasional Hidajat dalam diskusi tentang retail internasional di Jakarta, Kamis 12 Februari 2009, sistem perputaran barang yang cepat milik Carrefour tersebut berangkat dari sistem moneter yang dianut negara asalnya.

"Perancis seperti daerah kontinental lainnya menerapkan filosofi negara bisa maju jika industri manufakturnya kuat dibandingkan retailnya," kata dia.

Dengan adanya kebijakan tersebut, kata dia, suku bunga untuk retail akan jauh lebih tinggi daripada untuk manufaktur. Berbeda dengan Inggris yang lebih mendorong retail untuk berkembang pesat sehingga suku bunga untuk retail sebaliknya lebih rendah. "Oleh karena itu, Inggris terkenal sebagai negara pedagang," ujarnya.

Dengan suku bunga yang tinggi di Perancis, Carrefour dan retail lainnya terpaksa  beroperasi dengan marjin yang rendah agar tetap eksis. "Dengan marjin yang rendah, mau tidak mau, perputaran barang harus dipercepat agar tidak rugi," kata Hidajat.

Karenanya ketika Carrefour masuk ke Indonesia atau negara lain yang suku bunganya rendah dan minim pesaing utama, maka dalam waktu cepat hipermarket ini berkembang pesat. "Kemudian dia (Carrefour) bisa ekspansi ke mana saja, Argentina dan negara Amerika Latin lainnya dengan mudah," katanya.

Meski demikian, Carrefour sulit masuk ke Inggris karena sudah banyak pemain retail besar yang levelnya sama dan sudah lama beroperasi di sana.

Selain itu, kata Hidajat, Carrefour ditunjang oleh manajemen retail yang kuat dan rekanan suplier yang loyal. "Carrefour sangat selektif memilih rekanan untuk mengisi rak-rak mereka dan pintar melihat tren permintaan masyarakat," kata dia.

Galaxy AI Hadir dalam Bahasa Indonesia, Cukup 3 Langkah
VIVA Militer: Pasukan militer Amerika Serikat (AS) di Israel

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Rabu, 24 April 2024, bersiap menandatangani paket bantuan yang telah lama tertunda, untuk mendukung perang Israel di Gaza.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024