Indover Dibekukan

Main Surat Utang, Indover Menyimpang

VIVAnews - Peran Indover Bank ternyata menyimpang dari tujuan semula sebagai bank menjalankan fungsi intermediasi, sekaligus membantu aktivitas ekspor impor produk Indonesia.

Penyimpangan itu mencuat dalam rapat tertutup antara pemerintah, Bank Indonesia dan Komisi Keuangan DPR di gedung DPR, Jakarta, Rabu sore.

Berdasarkan dokumen notulensi rapat yang diterima oleh VIVAnews.com, kalangan DPR mempersoalkan mengenai kegiatan Indover di Amsterdam, Belanda. Selama ini, anak perusahaan BI tersebut ternyata telah berfungsi sebagai Bank Investasi.

"Bank ini dipandang terlalu banyak beraktivitas di bidang jual beli surat berharga," demikian tertuang dalam notulensi. Indover justru sangat minim berperan sebagai bank yang menjalankan fungsi intermediasi dan memperlancar aktivitas ekspor-impor. 

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Apalagi, dalam situs dan laporan keuangannya, Indover juga menampilkan perannya sebagai jembatan perdagangan Asia, khususnya Indonesia ke pasar Eropa.

DPR sudah tiga kali rapat dengan pemerintah, BI dan manajemen Indover. Tujuan dari rapat tersebut untuk membahas mengenai penyelamatan anak perusahaan BI itu setelah dibekukan oleh pengadilan Belanda pada 6 Oktober lalu.

Untuk penyelamatannya membutuhkan biaya sekitar Rp 7 triliun. Namun, kalangan anggota DPR ragu untuk memberi persetujuan bagi penyelamatan Indover. "Kami tidak mau dipersoalkan oleh Komisi Pemberantas Korupsi di kemudian hari," ujar anggota DPR, Dradjad H. Wibowo.

Sidang Lanjutan sengketa perselisihan hasil Pilpres 2024 di MK

Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Kubu 01 dan 03 meminta izin ke MK agar bisa menghadirkan sejumlah menteri dalam persidangan sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024