VIVAnews – Krisis keuangan global yang terjadi tahun 2008 membuktikan gagalnya sistem keuangan internasional. Menurut Anggota Delegasi Indonesia, Abdillah Toha, dalam Deklarasi Jakarta, negara-negara angggota Parlemen Asia sepakat mengambil langkah membentuk suatu sistem tata kelola keuangan yang baru.
”Perlu dibentuk dana moneter Asia,” katanya dalam acara penutupan sidang parlemen Asia di Jakarta Convention Centre, Sabtu 29 November 2008.
Arah pembentukan organisasi keuangan baru ini, kata Toha, adalah mengurangi ketergantungan pada lembaga-lembaga keuangan internasional yang saat ini memainkan peranan utama dalam tata kelola ekonomi dunia, seperti International Monetary Fund (IMF).
”Tapi ini semua bukan berarti Asia mulai mengisolasi diri,” katanya. Sidang hasilkan berbagai resolusi,salah satunya soal energi.
Saat ini, kata Toha, peredaran modal antar negara Asia masih kecil. Padahal, Asia punya cadangan dana sebesar US$ 3 triliun, 12 kali lebih besar dari IMF. Dana Moneter Asia akan bertugas memanfaatkan dana cadangan yang dimiliki negara-negara Asia untuk kepentingan Asia dan untuk kerjasama global.