Harga BBM Turun, Subsidi akan Membengkak

VIVAnews - Pemerintah sedang melakukan pengkajian terkait besaran penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Karena anggaran subsidi BBM Rp 130 triliun sudah habis terpakai hingga Oktober, maka pemerintah akan menambah subsidi.

"Kita harus merelakan subsidi BBM melebihi pagu anggaran," ujar Menteri Energi Purnomo Yusgiantoro seusai menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2008. 

Dia menjelaskan pemerintah sebenarnya sudah mengalokasikan pagu anggaran untuk subsidi BBM tahun ini sebesar Rp 130 triliun. Namun, subsidi itu sudah habis terpakai untuk konsumsi Januari - oktober 2008. Itu terpakai untuk industri, kemungkinan penyelundupan, dan konsumsi yang meningkat.

Jadi, karena subsidi sudah habis terpakai, pemerintah tidak bisa menggunakan pagu anggaran 2008. Subsidi dipastikan akan membengkak karena penurunan harga BBM.
 
Menurut dia, Presiden memilih untuk menurunkan harga BBM guna meringankan beban masyarakat. Namun, kata dia, Presiden mengingatkan jika harga minyak dunia naik kembali, kalaupun harga BBM naik lagi, maka harganya tidak boleh lebih dari harga yang berlaku saat ini. "Misalnya, premium Rp 6.000 per liter."

Nikita Mirzani Beberkan Pemicu Kandasnya Jalinan Asmara Hingga Soal Kesetiaan

Seperti dikutip dalam situs Ditjen Migas, Selasa 28 Oktober 2008, rata-rata ICP untuk Januari-Oktober 2008, masih berada pada US$ 107,89. Selama September lalu, ICP mencapai US$ 99,06. Saat ini, harga ICP Indonesia sudah US$ 71 per barel.

Pemerintah berjanji akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jika rata-rata harga minyak Indonesia telah mencapai US$ 63 - 64 per barel. Harga BBM bersubsidi diperkirakan bisa mampu turun hingga Rp 1.000 per liter.

Dokumentasi BNPB

3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

Banjir Lahar Dingin yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru membuat meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS).

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024