Deposan Gamang

Sofjan Wanandi Masih Percaya Bank Lokal

VIVAnews - Deposan-deposan pemilik dana di atas Rp 2 miliar yang tidak mendapat penjaminan pemerintah gamang. Sebagian sudah menarik dan menyimpan uangnya di luar negeri. Tapi pengusaha papan atas Sofjan Wanandi mengaku masih percaya dengan bank-bank di dalam negeri.

"Saya bukan pedagang duit. Usaha saya ada di sini, saya masih perlu usaha di sini. Jadi buat apa ke luar," ujar Sofjan kepada VIVAnews, Rabu 12 November 2008 malam.

Pemilik deposan di atas Rp 2 miliar yang meliputi dua persen nasabah ditengarai sudah mulai gamang menyimpan uangnya di bank lokal. Total dana mereka yang mencapai sekitar Rp 600 triliun sedikit demi sedikit sudah mulai ditarik dari perbankan nasional.

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah

Mereka kemudian menyimpan duitnya di negara-negara yang sudah melakukan penjaminan penuh seperti Hong Kong, Korea Selatan, Australia, Singapura dan Malaysia. Sebab, pemerintah Indonesia hanya menjamin simpanan maksimal Rp 2 miliar per nasabah per satu bank. Penjaminan ini hanya meng-cover 98 persen nasabah bank.

Sementara itu, total dana nasabah di perbankan nasional berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) saat ini mencapai Rp 1.600 triliun.

Untuk menarik orang-orang kaya di Indonesia, bank-bank Singapura konon kabarnya mulai agresif menghubungi mereka baik secara langsung maupun melalui bank-bank asing di Indonesia yang menjadi kepanjangan tangan mereka.

Namun, Sofjan mengaku tidak pernah dikontak bank-bank asal negeri jiran supaya ia menyimpan dananya di bank tersebut. "Saya nggak ada kontak. Tapi dalam situasi seperti sekarang ini, saya pikir tidak ada tempat yang aman," kata dia.

Sebab, kondisi krisis kali ini jauh berbeda dengan tahun 1998 lalu. Saat itu pusat gempa krisis finansial Asia berada di Indonesia, meski pemicu awalnya dari Thailand. Sehingga saat itu banyak pemilik dana yang hengkang ke luar negeri.

"Sekarang semua negara mengalami hal yang sama akibat krisis ekonomi global ini. Jadi selama masih berusaha di Indonesia, lebih baik tetap menyimpan di sini. Bunganya juga tinggi," ujar Sofjan.

Komposisi dana milik orang-orang kaya di bank lokal, kata Sofjan, sebetulnya tidak terlalu besar. Sekitar 60 persen dana deposan di atas Rp 2 miliar dikuasai lembaga-lembaga keuangan seperti dana pensiun dan Jamsostek. Sedangkan orang-orang berduit Indonesia hanya menguasai 40 persennya.

Kalau kemudian deposan kaya ini mulai menarik uangnya, Sofjan menduga jumlahnya tidak terlalu besar. Pemilik dana ini hanya terlalu sensitif karena pemerintah tidak menjamin penuh dana nasabahnya. Karenanya ia mengusulkan agar pemerintah mulai memikirkan tuntutan semua pihak agar nasabah menjadi tenang.

3 Faktor Cegah Operasi Intelijen Siber, Jangan Terbalik
Sosok mayat bayi baru lahir ditemukan mengambang di Kali Kanal Banjir Barat, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus) oleh petugas saat sedang menjaring sampah di kali.

Kasus Temuan Mayat Bayi Tanah Abang, Polisi Tangkap Orang Tua

Sosok mayat bayi baru lahir ditemukan mengambang di Kali Kanal Banjir Barat, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus).

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024