Lumpur Panas di NTT

Para Balita Terserang Penyakit Pernafasan

VIVAnews - Puluhan balita dan anak-anak yang bermukim di sekitar lokasi semburan lumpur panas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Mataloko, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur mulai menderita penyakit kulit dan infeksi saluran pernapasan.

Sebagian kulit balita bahkan terkelupas akibat suhu udara yang cukup panas. Diduga, penyakit kulit dan infeksi saluran pernafasan ini disebakan oleh belerang dan zat kimia yang bersumber dari semburan lumpur.

Sedikitnya 500 warga berdomisili disekitar lokasi semburan. Jarak rumah penduduk dengan lokasi semburan sekitar 500 meter. "Kami minta supaya pemerintah secepatnya mengambil langkah darurat. Yang sudah sakit perlu dirawat," kata Abraham Wae (43), warga Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa.

Menurutnya, pengelola pembangkit listrik panas bumi harus mengambil tindakan untuk menghentikan semburan lumpur, yang kini membentuk kawah seluas kurang lebih 100 meter persegi.

Hal yang sama disampaikan Dominikus Boko, tokoh masyarakat setempat. "Banyak balita dan anak di kampung kami yang tiba-tiba sakit setelah setelah semburan lumpur meluas," katanya.

Dia menambahkan, areal tanaman pertanian dan perkebunan yang terkena dampak semburan diperkirakan mencapai puluhan hektar. "Akibat semburan lumpur panas, tanaman jagung, kacang dan ubi-ubian terancam gagal panen. Sedangkan tanaman kopi, kakao, cengkeh dan kemiri juga rusak," katanya karena terkena semburan lumpur panas.

Sejauh ini, belum ada upaya konkrit dari pemerintah untuk menghentikan semburan lumpur. Tim Geologi Bandung hingga hari ini, belum ke lokasi panas bumi untuk mengambil air di beberapa sumber lumpur.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

Badan Pengelola Dampak Lingkungan Kabupaten Ngada, sejak Kamis, mengambil sampel air dari lokasi semburan untuk dilakukan uji laboratorium, apakah semburan lumpur mencemari sumber air bersih warga atau tidak.

Sementara tim khusus dari beberapa instansi terkait di daeah itu mulai diterjunkan untuk mendata kerusakan lingkungan, termasuk menginventarisir kerugian tanaman masyarakat.

Laporan: Jemris Fointuna | Kupang

Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban
Politisi DPP PKB, Daniel Johan

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024