Kasus Suap Proyek Dermaga

Anggito Akui Sepakat Gelar Pertemuan Informal

VIVAnews - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu, menyatakan bahwa pengajuan paket stimulus APBN 2009 hanya diberikan waktu selama satu hari. Untuk itu, pemerintah dan dewan perlu melakukan pertemuan informal.

"Pengajuan paket stimulus APBN 2009 sifatnya darurat, krisis, dan mendesak," kata Anggito dalam rilis yang dibagikan di Gedung KPK, Jakarta, Senin 6 April 2009. "Pembahasan disediakan waktu 1X24 jam."

Kehadiran Anggito di KPK untuk memenuhi undangan pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan dermaga di Indonesia timur. Dia menjadi saksi dari tersangka Abdul Hadi Djamal.

Menurut Anggito, mengingat mepetnya waktu pembahasan maka pemerintah dan DPR sepakat melakukan pertemuan informal. Pertemuan itu diselenggarakan sebelum pembahasan kenaikan dana stimulus dimulai. Akhirnya, pertemuan informal dilangsungkan di Four Season pada 19 Februari 2009.

"Pertemuan itu disampaikan kepada saya melalui SMS pada 19 Februari petang," ujarnya. "Saya diminta hadir di Four Season pada pukul 9 malam."

Menurut Anggito, sebelum hadir dalam pertemuan itu, dia sudah berkonsultasi dengan pimpinan Departemen Keuangan. "Saya sebagai kepala Badan kebijakan fiskal, memenuhi undangan tersebut bersama dengan pejabat dari Ditjen Anggaran," ujarnya.

Anggito menjelaskan, pertemuan itu sama sekali tidak berkaitan dengan kasus yang menimpa Hadi Djamal. Pertemuan itu, lanjut dia, juga tidak membahas mengenai rincian proyek di tiap departemen.

Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan Hadi Djamal, pegawai Departemen Perhubungan Darmawati Dareho, dan Komisaris PT Kurnia Jaya Wira Bakti, Hontjo Kurniawan sebagai tersangka. Dari tangan mereka penyidik menyita barang bukti berupa uang yang diduga adalah suap sebesar Rp 54,5 juta dan US$90 ribu.

Dalam pemeriksaan sebelumnya, Hadi Djamal selalu membeberkan keterlibatan rekan-rekannya di DPR. Menurut Hadi Djamal, sebelum menerima uang itu, dia juga sudah pernah menerima Rp 1 miliar pada Februari 2009. Namun, uang itu kemudian diserahkan kepada rekannya, Jhonny Allen Marbun.

Uang itu diduga berkaitan dengan rencana pembangunan infrastruktur dermaga dan bandara di Indonesia timur. Nilai proyeknya mencapai Rp 100 miliar.

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram
Ilustrasi: Polisi di lokasi kecelakaan.

Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL

Dalam peristiwa kecelakaan pengemudi mobil sedan yang menabrak pemotor dan PKL terdapat satu orang meninggal dunia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024