Terlilit Utang di Mandiri

Wapres: Utang Bosowa Bisa Dikonversi ke Saham

VIVAnews - Pemerintah menawarkan opsi kepada PT Semen Bosowa untuk mengonversikan utang menjadi saham sebesar 30 persen. Hal itu bertujuan agar perusahaan tetap dimiliki investor dalam negeri.

Rumah Dekat Asrama Brimob di Slipi Dilahap Si Jago Merah, 17 Mobil Pemadam Dikerahkan

"Jadi, utang Bosowa sekitar Rp 1,7 triliun bisa dikonversi menjadi saham pemerintah sebesar 30 persen," kata Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla usai sholat Jumat, 27 September 2008 di Istana Wapres, Jakarta.

Menurut dia, opsi itu ditawarkan pemerintah kepada Semen Bosowa karena perusahaan berniat membayar penuh utangnya. "Padahal, kalau masuk BPPN (kini Perusahaan Pengelola Aset/PPA), Bosowa cukup membayar 10-20 persen. Namun, mereka memilih membayar penuh," jelas Wapres.

TNI Pasti Profesional Tangani Kasus Oknum Diduga Aniaya Anggota KKB Papua

Namun, Wapres mengakui, persoalan Bosowa menjadi urusan perusahaan. Dirinya tidak mengetahui kebijakan yang diambil manajemen. "Yang pasti, keluarga saya punya moral dan tanggung jawab terhadap perusahaan yang tinggi," ujar dia.

Selain itu, dia mengatakan, langkah yang ditempuh Semen Bosowa berbeda dengan PT Semen Gresik Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Keduanya hanya membayar 10 persen utang, tapi sekarang menjadi milik asing dan dijual dengan harga rendah. "Bosowa nantinya masih 100 persen perusahaan nasional," tegas Wapres.

Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Wapres menambahkan, Semen Bosowa diperkirakan tidak 'ngemplang' dan melarikan dana seperti Indocement dan Semen Gresik, karena kepemilikannya dikuasai investor Prancis dan Jerman.

Sementara itu, terkait perpanjangan waktu pembayaran utang, menurut dia, hal itu agar perbankan dan pemerintah tidak dirugikan. Bank tidak rugi karena mendapatkan bunga, sedangkan pemerintah akan lebih rugi bila perusahaan masuk PPA.

Wapres menegaskan, Bosowa pasti akan membayar utangnya, sedangkan opsi 30 persen itu hanya sebagai jaminan bila perusahaan tidak membayar. "Hal itu sudah biasa, semua kontrak juga dijaminkan dengan saham," kata dia.

Sebelumnya, Semen Bosawa telah memenuhi janjinya kepada Bank Mandiri untuk menyicil utang jangka pendek sebesar Rp 40 miliar. Sisa utang jangka pendek senilai Rp 460 miliar akan dibayar kemudian secara bertahap.

Total utang Semen Bosowa di bank pelat merah itu sebetulnya sekitar Rp 1,7 triliun. Namun, sesuai perjanjian restrukturisasi utang yang disepakati kedua pihak, sebanyak Rp 1,1 triliun dijadwalkan ulang sebagai utang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada 2015.

Sisanya sebesar Rp 500 miliar merupakan utang jangka pendek yang dipercepat pelunasannya dengan bunga 12 persen mengambang sesuai suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

"Jadi hari ini Bosowa akan bayar Rp 40 miliar ke Bank Mandiri," ungkap CEO Bosowa Group Erwin Aksa di Kantor Menneg BUMN, Jakarta, Kamis 25 September 2008.

Selain menjadwalkan utangnya dengan Bank Mandiri, Bosowa juga melakukan langkah serupa terhadap utangnya di Bank Negara Indonesia (BNI). Bosowa dan BNI telah mencapai kesepakatan restrukturisasi debitor macet dengan nominal Rp 584 miliar. Sehingga, Bosowa bisa mencicil utang sampai 2013 dengan bunga komersial 12 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya