EBA Danareksa-SMF Listing 3 Februari

VIVAnews - Produk kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) PT Danareksa Investment Management dan PT Bank Rakyat Indonesia akan diluncurkan 3 Februari 2009. Efek tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diperdagangkan secara elektronik dengan mekanisme over the counter antarinvestor.

Pernyataan efektif atas KIK EBA diperoleh 29 Januari 2009. Produk ini merupakan sekuritisasi atas kumpulan tagihan kredit pemilikan rumah (KPR) terpilih yang dibeli dari PT Bank Tabungan Negara (BTN).

Efek beragun aset Danareksa-PT Sarana Multigriya Finansial (SMF-I KPR BTN) Kelas A bersifat arus kas tetap dengan nilai pokok yang diamortisasi tiga bulanan dengan tingkat bunga 13 persen dengan rata-rata umur EBA sekitar 2,6 tahun dan berperingkat Aaa.id dari Moody’s.

Jumlah emisi efek senilai Rp 100 miliar itu merupakan tahap pertama dari rencana serial penerbitan dari penata dan penjamin pelaksana emisi PT Standard Chartered Securities Indonesia (SCSI) dan Sarana Multigriya Finansial sebagai koordinator global, pembeli siaga, dan pendukung kredit.

Direktur Utama Danareksa Investment Management, Priyo Santoso, mengatakan, transaksi pertama ini menggunakan struktur KIK yang regulasinya diatur Bapepam-LK dan didukung regulasi perpajakan.

“Mungkin ini bukan suatu struktur transaksi yang sempurna. Tetapi dari transaksi ini kami banyak belajar," ujar dia dalam siaran pers itu di Jakarta, Jumat 30 Januari 2009.

Saat ini, Danareksa siap untuk melaksanakan transaksi sekuritisasi dari sektor riil lainnya.

Sebagai bank kustodian, BRI juga telah menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional, sehingga pelayanan kepada para investor DSMF-I dapat berjalan lancar.

“Sistem kustodian BRI telah siap untuk mendukung kelancaran operasional KIK EBA sesuai dengan tugas dan kewajiban bank kustodian,” kata Abdul Salam, direktur keuangan BRI.

Transaksi pertama tersebut tidak berorientasi bisnis semata, namun membuktikan sektor riil dapat mengakses sumber dana jangka menengah dan panjang dari pasar modal, dengan dukungan kebijakan dan regulasi yang kondusif seperti yang ditargetkan

“Ini adalah awal dari era baru di pasar modal Indonesia. Sekuritisasi aset keuangan mulai dapat dilakukan untuk menciptakan kelas-kelas aset dan efek yang dapat disesuaikan dengan karakter investasi dari investor," ujar Direktur Utama SMF, Erica Soeroto.

Menurut dia, khusus untuk aset KPR, Sarana Multigriya Finansial akan selalu mencari terobosan penciptaan produk finansial yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan investor atau kreditor awal.

“Transaksi ini adalah perkembangan sangat menggairahkan bagi pasar sekuritisasi di Indonesia,” ujar Direktur Assets Securitization Group Standard Chartered Bank yang berbasis di Singapura, Kenneth Kwan.

Direktur Standard Chartered Securities Indonesia, Agus Wicaksono, menambahkan, terbuka peluang bagi pasar modal untuk segera melihat efek-efek beragun aset lainnya selain KPR.

Sementara itu, Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, mengatakan, pihaknya memiliki alternatif pendanaan jangka panjang yang sesuai dengan karakter produk KPR.

Tebar Berkah Ramadan 1445 H, Mandiri Group Santuni 57.000 Anak Yatim dan Duafa

“Ini merupakan alternatif pendanaan yang selama ini ditunggu banyak pihak untuk mengatasi maturity mismatch yang dihadapi perbankan dalam membiayai KPR," kata dia.

BTN secara prinsip menyiapkan aset-aset KPR sehat yang memenuhi syarat untuk dapat dilakukan sekuritisasi. "Sebagai langkah awal kami sepakat dengan SMF sebesar Rp 100 miliar,” tutur Iqbal.

Polda Bali bersama bidang metrologi dan tertib niaga Disperindag kota Denpasar sidak SPBU

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Persediaan BBM di Bali Masih Aman

Polisi melakukan sidak ke SPBU di sekitar Denpasar, Bali.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024