VIVAnews - Hanya dalam tempo dua bulan terakhir, sebanyak 87 kasus kebakaran melanda Ibu Kota. Kerugiannya ditaksir sekitar Rp 31 miliar.
Kepala Seksi Ketahanan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, Rimawati, mengatakan, angka kerugian menjadi tolok ukur tingkat keberhasilan penanganan kebakaran. "Artinya, kerugian yang ditimbulkan adalah yang tidak dapat diselamatkan oleh pemadam," kata dia, Rabu 25 Februari 2009.
Kepala Bidang Partisipasi Masryarakat Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Sukendar, menambahkan, dibandingkan awal tahun sebelumnya, angka kerugian itu masih dalam batas normal.
Tren setiap tahun, jumlah kasus kebakaran juga mengalami penurunan. Sepanjang tahun 2008 terjadi 819 kasus kebakaran dengan kerugian mencapai Rp 314 miliar. Sedangkan tahun 2007 terjadi 855 kasus kebakaran. Kasus terbanyak terjadi di wilayah Jakarta Barat. "Terutama di Cengkareng, Tambora dan Jembatan Besi," kata dia.
Sukendar mengatakan, penanganan kebakaran seringkali terkendala alat. "Peralatan dan penjagaan baru 50 persen mencapai standar," ujarnya.
DKI hanya memiliki 145 unit mobil pemadam kebakaran. Jumlah itu hanya sepertiga dari jumlah ideal sebanyak 534 unit. Pascakebakaran depo Plumpang, DKI mendapat bantuan dua unit mobil pompa dari Pertamina.
Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penanganan kebakaran, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana pun telah melakukan kerja sama dengan sejumlah pemerintah kota seperti Bogor, Tanggerang dan Bekasi. "Misalnya menambah bantuan bila terjadi kebakaran," ujarnya.
Kasus Kebakaran di DKI Jakarta tahun 2009.
Berdasarkan Wilayah
Jakarta Pusat : 16 kasus
Jakarta Utara : 15 kasus
Jakarta Barat : 23 kasus
Jakarta Selatan : 22 kasus
Jakarta Timur : 11 kasus
Berdasarkan Waktu
Pagi : 26 kasus
Siang : 14 kasus
Sore : 12 kasus
Malam : 35 kasus
Berdasarkan Penyebab
Kompor : 7 kasus
Listrik : 58 kasus
Rokok : 1 kasus
Lain-lain : 21 kasus
Sumber : Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta