Harga Minyak Anjlok di Bawah US$44 Per Barel

VIVAnews - Harga minyak dunia turun setelah para investor merasa cemas karena China, konsumen energi terbesar setelah Amerika Serikat (AS), tidak membawa harapan baru atas program stimulus ekonomi. Selain itu, berbagai negara memperingatkan bahwa pemakaian bahan bakar dapat terus menurun.

Harga minyak mentah light sweet di New York Mercantile Exchange, AS, untuk pengiriman April, jatuh US$ 1,77 menjadi US$ 43,61 per barel dalam perdagangan Kamis sore 5 Maret 2009 waktu setempat (Jumat pagi WIB).

Parkir Cuma Sebentar, Mobil Ini Ditagih Rp48 Juta di Tangerang

Nilai kontrak di New York anjlok setelah meningkat dalam dua sesi perdagangan sebelumnya, termasuk kenaikan yang hampir mencapai empat dolar AS setelah pasar termotivasi oleh harapan akan pengumuman stimulus ekonomi China yang ternyata tidak istimewa.

Di London, minyak mentah Brent North untuk pengiriman April jatuh US$ 2,48 menjadi US$ 43,64 per barel di bursa ICE Futures. "Optimisme awal terhadap China, dan laporan pemerintah AS bahwa persediaan minyak mentah lebih rendah daripada yang diperkirakan, ternyata tidak terbukti," kata analis Newedge, Antoine Halff. "Orang mulai memiliki pandangan kedua dan menyadari bahwa prinsip dasarnya masih lemah. Permintaan ternyata masih menurun," lanjut Halff.

"Dengan berbagai kabar buruk dari sektor industri dan ekonomi, harga minyak bisa jatuh bebas," kata analis dan pialang Stephen Schork. Dia yakin banyak pelaku perdagangan telah menetapkan harga di negara yang dilanda krisis ekonomi saat memperkirakan permintaan masa depan. "Kami tahu seberapa buruk kondisinya," kata Schork. "Akan lebih banyak orang kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan," lanjut Schork.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) telah memangkas produksi lebih dari empat juta barel per hari dan mungkin akan kembali mengurangi produksi ketika mereka bertemu di Wina, 15 Maret mendatang.

Meski demikian, sudah ada perundingan dengan Arab Saudi, anggota paling berpengaruh di OPEC, bahwa mereka menolak diadakan pengurangan lagi. Para pemimpin negara anggota OPEC mengatakan bahwa mereka akan berupaya membuat harga minyak berada di atas US$ 70 per barel.

Sementara itu, harga gas tidak berubah selama tiga hari berturut-turut, yaitu pada harga US$ 1,933 per galon. Ini menurut auto club AAA, Wright Express and Oil Price Information Service. Harga pump naik 4,3 sen dari bulan lalu, tetapi lebih murah US$ 1,245 daripada tahun lalu.

Di perdagangan Nymex lainnya, harga bensin untuk pengiriman April jatuh 6,89 sen menjadi US$ 1,3127 per galon, dengan minyak heating jatuh 5,47 sen menjadi US$ 1,1598 per galon. Gas alam untuk pengiriman April juga jatuh 25,2 sen menjadi US$ 4,088 per 1.000 kubik kaki. (AP)

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas
[dok. SKK Migas]

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen untuk terus meningkatkan komersialisasi minyak dan gas bumi (migas) di Tanah

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024