Pengamanan Pemilu oleh TNI-Polri Berbeda

VIVAnews - Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary melarang seluruh prajuritnya berkeliaran atau melintas ke tempat kampanye Parpol atau mendekat ke TPS saat pemilihan hingga penghitungan suara Pemilu 2009 berlangsung.

"Prajurit jangan melintas atau mendekat lokasi kampanye, atau mendekat TPS saat pemilihan. Bila terjebak di sana dan ada gambar bendera parpol kemudian terpampang di media, bisa repot. Ntar disangka tidak netral, padahal terjebak macet di sana," kata Pangdam III Siliwangi di sela-sela "Comanders Call" TNI dan Polri di Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung, Selasa, 10 Maret 2009.

Menurut Pangdam, pengamanan yang dilakukan TNI dengan Polri saat Pemilu 2009 mendatang berbeda. Polri bisa mendekat dan melakukan pengamanan di sekitar TPS, namun TNI tidak boleh mendekat ke TPS atau ke lokasi kampanye.

"Pokoknya TNI tak boleh dekat dengan lokasi kampanye dan TPS, itu jelas. Anggota TNI harus berada di cek point dan menunggu perintah," katanya.

Menurut Pangdam, TNI tetap konsisten untuk menjaga netralitas pada Pemilu maupun Pilpres 2009 mendatang. Ia siap menindak tegas personil TNI yang ketahuan tidak netral dalam pesta demokrasi yang akan digelar sebulan ke depan itu.

"Jangan sampai niat kita baik, ditafsirkan lain. Pokoknya jangan mendekat lokasi kampanye Parpol ataupun TPS, tunggu perintah," ulang Pangdam III Siliwangi itu.

Bila masyarakat mendapatkan aktivitas anggota TNI yang tidak netral dalam Pemilu 2009 mendatang, ia meminta segera dilaporkan kepada atasannya Danramil, Dandim, Danrem atau langsung kepada Panglima Kodam.

Menurut Pangdam, netralitas TNI pada Pemilu 2009 merupakan harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Sanksi dan hukumannya jelas bagi TNI yang melanggar netralitas, kami akan menindak siapapun dan apapun pangkatnya. Termasuk Pangdam kalau bersalah harus siap kena sanksi," katanya.

Pangdam menegaskan, pengamanan yang akan dilakukan oleh Kodam III/ Siliwangi adalah ikut membantu mengamankan obyek-obyek vital di seluruh Jabar dan Banten.

Koordinasi
Sementara itu Kapolda Jabar, Irjen (Pol) Timur Pradopo ketika dimintai tanggapannya terkait peran pengamanan TNI dan Polri menegaskan, bila dalam kondisi tertentu pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan aparat TNI dalam pengamanan.

"Polri dan TNI tetap berkoordinasi, salah salah satunya dalam pengamanan obyek vital. Untuk kondisi tertentu kita optimalkan koordinasi dengan TNI. Itu pasti," kata Timur Pradopo.

Kapolda mengakui, jumlah personil TNI tidak sebanding dengan jumlah TPS yang harus diamankan pada saat Pemilu 2009 mendatang yang mencapai 100 ribu unit.

Untuk itu Polda Jabar akan memaksimalkan peranan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang jumlahnya mencapai 250.000-an.

"Linmas itu telah dilatih untuk pengamanan TPS mulai dari pemungutan suara hingga penghitungan dan pelaporan hasil suara," katanya.

Selain itu, jajaran Polda Jabar juga melakukan pengamanan distribusi logistik pemilu hingga ke kecamatan, desa dan ke TPS serta memastikan simpul-simpul pengamanan terkoordinasi secara maksimal.

"Situasi Kamtibmas di Jawa Barat menjelang Pemilu 2009 cukup aman terkendali," kata Timur. (tvone)

PKS: Israel Biang Kerok Instabilitas Timur Tengah dan Ancaman Perdamaian Dunia
Toyota Innova Zenix Hybrid tidak kuat menanjak di Dieng

Terpopuler: Viral Innova Zenix Tak Kuat Nanjak, Chery Omoda 5 Dikomplain Konsumen

Berita yang membahas tentang viral Innova Zenix tak kuat nanjak dan Chery Omoda 5 dikomplain konsumen, banyak sekali dibaca hingga jadi terpopuler di kanal VIVA Otomotif.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024