Review Sepekan

Mencari Momentum Rebound

VIVAnews - Setelah didera penurunan sepanjang Oktober, dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menyentuh level terendah sepanjang 2008 di posisi 1.111,39 -awal Oktober, indeks dibuka di level 1.778,90- investor akhirnya dapat sedikit bernafas lega, karena indeks ditutup pada level 1.258,70 pada akhir pekan ini, yang juga hari terakhir Oktober.

Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia

Dengan demikian, sepanjang Oktober, indeks telah terkoreksi 29,2 persen atau turun 54,15 persen dari penutupan akhir tahun lalu.

Pembalikan tren pada pekan ini didorong oleh beberapa sentimen positif, baik yang berasal dari eksternal maupun internal. Kebijakan pemotongan suku bunga The Fed hingga 50 basis poin ke level 1 persen memberikan secercah harapan kepada investor untuk kembali melirik bursa saham sebagai pilihan investasi.

Selain itu, kembali naiknya harga-harga komoditas dunia seiring dengan penguatan harga minyak memberikan pengaruh positif kepada harga saham-saham berbasis komoditas, baik di luar maupun dalam negeri.

Relawan Prabowo Batal Gelar Aksi, Polisi Berlakukan Pengalihan Arus Situasional Depan MK

Beberapa laporan kinerja perusahaan pada kuartal ketiga yang sebagian masih menunjukkan peningkatan memberikan tambahan sentimen positif pada pergerakan indeks.

Pekan ini, total transaksi yang terjadi mencapai Rp 8,02 triliun atau naik 18,5 persen dari Rp 6,77 triliun pada pekan sebelumnya, dengan rata-rata transaksi per hari mencapai Rp 1,6 triliun.

Nilai tersebut tidak termasuk transaksi crossing yang terjadi pada saham PT Bank Niaga Tbk (BNGA) senilai Rp 4,9 triliun dan PT Bnak Lippo Tbk (LPBN) senilai Rp 10,7 triliun terkait rencana penggabungan usaha (merger) kedua bank tersebut.

Index mover pada perdagangan Jumat, 31 Oktober 2008 ditempati PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang ditutup Rp 2.700 (naik Rp 300), disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 3.450 (naik Rp 550), PT Astra International Tbk (ASII) Rp 9.350 (naik Rp 1.550), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 1.560 (naik Rp 260), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 7.450 (naik Rp 700).

Perkembangan Terbaru Pengobatan TBC Resisten Obat, Bikin Cepat Sembuh dengan Obat Ini!

Sementara itu, index lagger ditempati PT Indosat Tbk (ISAT) yang ditutup Rp 5.300 (turun Rp 100) diikuti PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) Rp 650 (turun Rp 70), dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) Rp 465 (turun Rp 5).

Pada perdagangan pekan depan, indeks diperkirakan memasuki masa konsolidasi, karena telah menyentuh level psikologis 1.250. Hal ini menyebabkan indeks berada di antara dua kemungkinan, meneruskan penguatan atau kembali terkoreksi.

Suasana jelang pemilihan presiden Amerika Serikat yang akan berlangsung pada November akan memengaruhi ekspektasi investor global terhadap bursa saham, selain pergerakan harga komoditas yang mengikuti harga minyak dunia.

Sementara itu, pengumuman angka inflasi Oktober yang akan diumumkan awal pekan depan menjadi tambahan sentimen terhadap pergerakan indeks. Indeks diperkirakan bergerak dalam rentang support 1.146 dan resistance 1.315.

Saham-saham yang dapat menjadi pilihan investasi pekan depan antara lain saham-saham perbankan, seperti BMRI, BBRI, dan BBCA, yang didukung oleh sentimen suku bunga dan tingkat inflasi.

Saham-saham komoditas juga dapat dilirik, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), dan PT United Tractors Tbk (UNTR), seiring dengan tren naik harga komoditas pendukung.

Alternatif lain yang dapat menjadi pilihan yaitu saham-saham infrastruktur dan yang terkait dengan infrastruktur, seperti PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR). Sentimen yang memengaruhinya adalah belanja infrastruktur pemerintah yang biasanya terjadi pada kuartal terakhir. (Pengamat pasar modal, Gifar Indra Sakti)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya