Diet Vegetarian Picu Kelainan Pola Makan

VIVAnews – Menghindari makan daging dan sumber makanan hewani atau vegetarian sudah banyak dilakukan untuk menjalani gaya hidup lebih sehat. Dengan memperbanyak makan sayuran, buah, dan bahan-bahan nabati, risiko terkena berbagai penyakit lebih rendah.

Komisi II DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Tapi menurut beberapa penelitian, pola diet vegetarian bukannya tanpa risiko. Para ahli kesehatan mengatakan, diet vegetarian justru bisa menjadi pemicu kelainan pola makan (eating disorder) pada wanita muda.

Penelitian yang dimuat 1 April 2009 di Journal of the American Dietetic Association mengungkapkan, kelainan pola makan itu terjadi karena mereka yang pelaku diet vegetarian mengambil jalan instan dengan mengonsumsi pil diet yang bersifat diuretik. Pil itu membantu mempercepat proses pembuangan makanan.

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Padahal, dikatakan Dr. David L. Katz, direktur Prevention Research Center, Yale University School of Medicine, Amerika Serikat, hal itu sangat tidak baik untuk kesehatan pencernaan.

"Pilihan pola makan vegetarian cenderung mengarah ke kelainan pola makan. Sebab mereka hanya mengambil jalan instan untuk menurunkan berat badan, tanpa mengetahui inti diet vegetarian yang sehat,” kata Katz.

Israel Tutup Masjid Ibrahimi di Kota Hebron karena Dipakai Umat Yahudi untuk Paskah

Dijelaskan Katz, sebelum memutuskan untuk menjalani diet vegetarian, sebaiknya harus mengetahui keuntungan dan risiko diet ini, apakah sesuai dengan kondisi fisik. Diet vegetarian tidak akan membahayakan kesehatan jika dilakukan dengan asupan nutrisi seimbang.

Diet vegetarian yang sehat tidak hanya sekadar mengansumsi sayur dan buah, tapi harus bisa memenuhi kebutuhan seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh mulai dari karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya.

Sebelumnya, penelitian lain mengungkapkan bahwa diet vegetarian bisa menyebabkan kekurangan protein terutama yang berasal dari daging, ikan, telur dan susu. Tapi hal itu bisa diatasi dengan konsumsi protein tinggi dari bahan nabati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya