VIVAnews - Pertandingan semifinal antara Barcelona dan Chelsea yang berakhir 0-0 mendatangkan kritik untuk Guus Hiddink. Manajer The Blues itu selain dinilai gagal membuktikan ucapannya juga dituding frustasi.
Bagaimana tidak, sepanjang pertandingan Chelsea praktis hanya pasang badan menerima terjangan El Barca. Seperti dikritik kolomnis Independent, Ronnie Esplin, Rabu 29 April 2009, Pep Guardiola konsisten menerapkan sistem serang, serang dan serang.
Dan apa reaksi Hiddink? Frustrasi, frustrasi dan frustrasi.
"Hiddink Si Maestro tua, tadinya punya kepercayaan diri tinggi berkat pengalaman yang dimilikinya. Tapi, itu semua menguap karena tekanan konsisten dan brilian oleh Barca," kata Esplin.
Fokus penjagaan Hiddink pada Messi ternyata tak meredam serangan seperti yang diharapkan. Pasalnya Xavi Hernandez, Andres Iniesta dan Thierry Henry masih leluasa merombak pertahanan Chelsea.
Tak terlihat keganasan Didier Drogba, maupun keuletan Frank Lampard di barisan tengah. Statistik babak pertama bahkan mencatat penguasaan bola hanya 35 persen di skuad The Blues.
Acungan dua jempol hanya layak diberikan kepada barisan belakang yang digalang Alex. Juga kepada kiper Petr Cech yang menggagagalkan seluruh usaha El Barca.
Namun, si kolumnis menggariskan hasil ini ditunggu kelanjutannya di leg 2, Stamford Bridge, 6 Mei 2009 mendatang.
"Bisakah rasa frustasi itu berubah di sana?" tanya Esplin.
Berburu Cuan Lewat Gajian
Akhir bulan menjadi momentum anak muda untuk beralih ke HP (smartphone/ponsel pintar) baru, karena merupakan waktunya gajian. Hal ini tentu tidak disia-siakan.
