VIVAnews - Kelompok band 'Twenty First Night' memang belum sebesar 'The Changcuters' atau 'Andra & The Backbone'. Mengusung genre jazz, mereka terkesan lebih segmented.
Layaknya musisi lain yang ikut kampanye, pernah ada perbincangan 'Twenty First Night' tampil untuk salah satu partai.
"Kita sempat ketemu orang dari salah satu partai yang warnanya terang banget, kuning. Tapi, gak ada kelanjutannya," kata Yogie, vokalis Twenty First Night saat ditemui di Studio RCTI, Kebun Jeruk, beberapa waktu lalu.
Band yang disebut-sebut setipe dengan Maliq & D'Essentials itu urung diikutsertakan. Yogie mengira, band mereka terlalu minoritas. Untuk menarik massa, partai-partai incar band yang punya penggemar mass. Padahal, nego harga hampir jadi, tapi waktu kampanye terlalu mepet.
Berbeda dari kebanyakan band, 'Twenty First Night' pilih jadi partisan. "Twenty First Night sendiri berharap jadi simpatisan juga, bukan sekedar profesional," ujar Yogie.
Yogie mendukung kelompok band yang jadi partisan partai. Jadi partisan kenapa tidak. Toh, itu untuk bangsa kita sendiri, "sekalian mengkampanyekan yang dipartai," ujar Yogie.