Marzuki Darusman: Pelajaran Pahit Bagi Golkar
VIVAnews - Kegagalan Partai Golkar melobi Partai Demokrat merupakan pelajaran pahit. Golkar harus merasakan bagaimana rasanya kalah dalam Pemilu.
"Kondisi saat ini, Golkar harus menyesuaikan diri sebagai partai bukan pemenang Pemilu," kata Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Marzuki Darusman, di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 22 April 2009.
Posisi Golkar dalam rangka negosiasi untuk membentuk koalisi harus mengakui bahwa Demokrat yang menetapkan arah pembentukan koalisi. Jika Demokrat menghendaki nama lebih dari satu pada Golkar, demikian pula yang dilakukan Demokrat ke partai-partai lain. "Kalau partai lain bisa mengajukan lebih dari satu nama, maka mengapa Golkar tidak melakukan hal yang sama," kata Marzuki yang dikenal dekat dengan Akbar Tandjung itu.
Artinya, kata Marzuki, "Golkar belum biasa dalam posisi ini karena masih di bawah kejayaan masa lalu dan sangat sulit untuk menyesuaikan diri dengan fakta yang pahit. Ini merupakan pembelajaran politik yang baik bagi Golkar."
Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu Golkar, Burhanuddin Napitupulu, mengungkapkan selama seminggu melobi, Golkar gagal membujuk Demokrat menerima Jusuf Kalla sebagai satu-satunya calon yang disiapkan mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Akhirnya lobi berakhir tanpa titik temu.