Gara-gara Tahi Kadal, Kampus Digugat

VIVAnews - Pimpinan Universitas Leeds di Inggris meminta maaf kepada seorang mahasiswa program doktoral karena tak sengaja membuang penelitiannya yang sangat berharga. Penelitian itu, setumpuk tahi kadal yang sudah langka.

Kepada majalah Times Higher Education, Daniel Bennett mengaku bahwa dia sudah susah payah mengumpulkan kotoran itu sewaktu mengadakan penelitian di Filipina. Saat itu dia meneliti kadal butaan yang sudah langka. Hewan itu merupakan satu rumpun dengan komodo.

Untuk meneliti lebih lanjut, Bennett pun mengumpulkan sampel tinja yang ditinggalkan kadal itu dan dibawa ke laboratorium kampus di Leeds.

Namun, sudah capek-capek dibawa, tas seberat kurang lebih 34 kilogram yang memuat kotoran itu malah dibuang oleh petugas kebersihan lab. Siapa sih yang tahan dengan barang bau itu, mungkin begitu pikir si petugas kebersihan.

Masalahnya, bagi Bennett, tinja itu sama saja dengan emas permata karena bisa menentukan dirinya untuk meraih gelar doktor. Kotoran itu merupakan hasil dari penelitian Bennett selama tujuh tahun.  "Sia-sialah pekerjaanku," ratap Bennett.
    
Melihat mahasiswanya begitu terpukul atas kejadian itu, pihak universitas pun Jumat kemarin, 6 Februari 2009, minta maaf. Selain itu mereka juga menawarkan ganti rugi sebesar 500 pound sterling (sekitar Rp 8,6 juta) kepada Bennett.

Namun Bennett menolak tawaran ganti rugi itu. "Saya akan gugat mereka di pengadilan," kata dia. (AP)

Meyakini Kebangkitan Marc Marquez di MotoGP Spanyol 2024
Antrean penumpang di area baggage drop Terminal 3, Bandara Soetta, Tangerang

Puncak Arus Balik Lebaran 2024 di Bandara Soetta Mulai Menurun

Pergerakan penumpang pada puncak arus balik Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024 yang terjadi pada Senin, 15 April 2024 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, nyatanya mengal

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024