Elit Lokal dan Pusat Diminta Stop Provokasi
VIVAnews - Gabungan organisasi masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Cinta Damai menyayangkan aksi kekerasan yang menewaskan Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Azis Angkat. Tindakan kekerasan dari pendukung pemekaran Propinsi Tapanuli telah mencoreng wajah demokrasi di Indonesia.
"Tidak seharusnya tindakan anarkis itu terjadi dalam proses demokrasi di Indonesia," kata Direktur Imparsial Rusdi Marpaung, di Kantor Imparsial, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 16 Februari 2009.
Menurut Rusdi, kepolisian seharusnya menjadi elemen yang dapat mengantisipasi demo anarkis itu. Maka itu, jaringan lembaga ini mendesak polisi untuk serius mengusut tuntas kasus yang menewaskan Sekretaris Partai Golkar Sumatera Utara itu.
Selain itu, para elit politik di Jakarta dan lokal diimbau tidak memprovokasi dengan pernyataan-pernyataan yang menimbulkan tindakan kekerasan di tengah masyarakat. "Masyarakat juga jangan mudah terprovokasi untuk menggunakan tindakan kekerasan dalam hal apapun," ungkap dia.
Direktur Institut Titian Perdamaian, Ichsan Malik menambahkan, pemekaran Propinsi Tapanuli merupakan kepentingan politik para elit parpol. "Pemekaran Protap (Propinsi Tapanuli) lebih menonjolkan kepentingan politik dibanding kesejahteraan masyarakat," ujar dia.