VIVAnews - Bank CIMB Niaga mencadangkan Rp 400 miliar untuk kerugian transaksi derivatif. Bank awalnya memiliki kontrak transaksi derivatif senilai US$ 50 juta. Namun kini tinggal US$ 20,5 juta.
Menurut Direktur Treasury CIMB Niaga Gottfried Tampubolon, bank memiliki tujuh nasabah yang terlibat transaksi ini. Satu nasabah telah menyelesaikan kontraknya pada 2008 lalu. Sementara tiga nasabah diputus kontraknya pada awal 2009. "Sehingga saat ini nasabah yang tersisa tingggal tiga," kata Gottfried di Jakarta, Selasa 17 Februari 2009.
Total transaksi tiga nasabah ini mencapai US$ 20,5 juta. Opsi yang dipakai dalam penyelesaian, kata Direktur CIMB Thila Nadason, lebih banyak lewat penjadwalan ulang.
Tahun ini CIMB Niaga melakukan pencadangan sebesar Rp 1,733 triliun. Angka ini termasuk pencadangan transaksi derivatif Rp 400 miliar dan dana bank di Bank Indover sebesar Rp 55 miliar. Sebelumnya CIMB juga melakukan pencadangan untuk biaya merger sebesar Rp 316 miliar sehingga mencatat laba bersih sebesar Rp 678 miliar pada 2008. Perolehan ini lebih rendah 66,04 persen dibandingkan tahun 2007 lalu sebesar Rp 1,508 triliun.
Untuk pertumbuhan kredit, CIMB Niaga mencatat peningkatan 23,3 persen menjadi Rp73,8 triliun. Dengan peningkatan kredit itu, Loan to Deposit Ratio (LDR) CIMB Niaga menjadi 87,84 persen. Posisi dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,3 persen menjadi Rp 84,1 triliun pada 2008.
Sedangkan total aset konsolidasi sebesar Rp 103,2 triliun untuk 31 Desember 2008, atau naik 10 persen dari 2007. Angka tersebut membuat CIMB Niaga menduduki peringkat enam dari sisi aset.
Pesan Terakhir Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58 ke Ibunya: Mah Aa Mau Pulang
Kisah pilu datang dari ibu Muhammad Nazaki (Zaki) salah satu korban tewas dalam insiden kecelakaan di Tol Jakarta Cikampek KM 58, Karawang, Jawa Barat Senin, 8 April 2024
