Krisis Perusahaan IT

Micron Lepas 2000 Karyawan

VIVAnews - Krisis ekonomi global yang sudah menghantam produsen chip memori untuk berbagai perangkat elektronik seperti Qimonda, Infineon, serta ProMOS, kini menghampiri pula Micron. Produsen semikonduktor dan chip memori asal Idaho, Amerika Serikat itu terpaksa merelakan 2000 orang karyawan yang bekerja di kantor pusatnya meninggalkan perusahaan.

Micron berencana untuk menghentikan operasional produksi wafer 200 milimeter di pabrik Boise, Idaho. Langkah itu langsung akan menghentikan pekerjaan 500 orang karyawan. Akan tetapi, di akhir tahun fiskal Micron yang akan datang, sebanyak 2000 pekerja akan tersingkir.

“Kami sebenarnya berharap bahwa permintaan pasar akan produk DRAM yang diproduksi dengan wafer 200 milimeter stabil dan mulai meningkat, tetapi itu tidak terjadi,” kata Steve Appleton, Chairman and Chief Executive Officer Micron dalam sebuah pernyataan yang VIVAnews kutip dari PCWorld, 24 Februari 2009. 

Pemangkasan 2000 karyawan tersebut merupakan tambahan dari pemangkasan 15 persen jumlah karyawan Micron di seluruh dunia yang dilakukan Oktober lalu. 

Perusahaan akan terus mengoperasikan pabrik serta fasilitas riset dan pengembangan teknologi wafer 300 milimeter mereka. Micron juga akan berusaha untuk memperbaiki desain produk, memastikan kualitas dan integrasi sistem di kantor mereka di Boise, Idaho.

Restrukturisasi yang dilakukan Micron ini diperkirakan akan memakan biaya sekitar 50 juta dolar AS. Nantinya, diharapkan perusahaan akan meraih keuntungan sebesar 150 juta dolar AS. Sebelumnya, Micron memang sudah berencana untuk mengalihkan produksinya dari Amerika Serikat ke kawasan Asia.

Intip Persiapan Telkomsel 'Mengukur Jalan' Jelang Lebaran
Gedung Mahkamah Konstitusi

Sidang PHPU, KPU Tepis Sirekap Jadi Bagian Kecurangan Pemilu

Sirekap menjadi alat bantu untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggara pemilu.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024