Infrastruktur Sepakbola Indonesia Masih Minim

VIVAnews – Indonesia menjadi negara potensial untuk mengembangkan industri sepakbola. Namun untuk mencapainya, Indonesia harus membenahi infrastruktur terlebih dahulu.

Menurut Steve McMahon, infrastrukur di Indonesia belum memadai untuk menciptakan klub-klub sepakbola profesional. Padahal, infrastruktur merupakan landasan utama untuk memajukan sepakbola. Tanpa kehadiran infrastruktur yang memadai, sepakbola tidak akan berkembang.

”Infrastruktur itu seperti pondasi dalam membangun rumah. Tanpa itu, tak mungkin tercipta sebuah rumah yang kokoh,” kata Steve di sela-sela acara seminar Strategic Sports Investment di Hotel Santika, Jakarta, Jumat 6 Maret 2009.

Steve merupakan satu dari sederet pembicara yang hadir pada seminar ini. Di hadapan peserta, mantan kapten Everton dan Liverpool itu memaparkan kiat-kiat untuk membentuk klub sepakbola professional. Untuk sesi ini, Steve ditemani oleh Paul Masefield.

Dalam pemaparannya, Steve menilai ada enam langkah yang harus dilakukan oleh sebuah klub agar bisa berkembang dan mampu bersaing di pentas internasional. Keenam langkah itu terdiri atas perencanaan, persiapan, sarana latihan yang memadai, motivasi pemain, kesungguhan pemain di lapangan dan latihan yang sempurna.

”Tanpa bisa memenuhi aspek-aspek ini, saya pikir klub tak akan bisa berkembang. Ini merupakan hal paling mendasar yang harus diperhatikan oleh seluruh klub,” kata Steve.

Salary Cap

Disinggung mengenai klub-klub di Indonesia yang mayoritas masih mengandalkan APBD, Steve menyarankan untuk segera mengakhirinya. Menurutnya, sebuah klub profesional baru bisa maju bila memiliki sumber pendanaannya sendiri. Artinya, setiap klub diwajibkan untuk bisa menjual dirinya ke pasar.

Steve juga tidak setuju dengan adanya pembatasan gaji pemain (salary cap) seperti yang diwacanakan oleh PSSI baru-baru ini. Menurutnya, klub-klub sebaiknya berjuang untuk mengatur pengeluarannya dengan baik.

”Salary cap bukan ide yang baik untuk memecahkan krisis finansial yang menimpa klub, dan saya tidak setuju dengan ini. Setiap pemain berhak mendapat bayaran sesuai dengan kemampuannya,” kata pria yang sering menjadi komentator di saluran televisi olahraga ESPN itu.

Selain berbicara mengenai kiat-kiat untuk menciptakan klub sepakbola prpfesional, Steve juga tampil di sesi kedua yang mengupas soal komersialisasi klub sepakbola. Pada sesi ini, Steve ditemani oleh John Nordman. 

Selain menghadirkan pembicara dari luar negeri, seminar ini juga menghadirkan pembicara lokal, yakni mantan Manajer PSIM, Syauqui Suratno.

Bea Cukai dan Bareskrim Polri Jalin Sinergi Gagalkan Peredaran Narkotika di Tangerang dan Aceh
Walikota Medan, Bobby Nasution.(B.S.Putra/VIVA)

Kantongi Surat Tugas Maju Pilgub, Bobby Nasution: Tak Perlu Daftar Lagi ke Golkar Sumut

Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution atau Bobby Nasution mengaku tidak mau mendaftar atau mengambil formulir di DPD Partai Golkar Sumatera Utara untuk maju Pilgu

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024