Fasilitas Swap China Bisa Dimanfaatkan April

VIVAnews - Penggunaan fasilitas Bilateral Curency Swap Agreement (BCSA)
antara Bank Indonesia dengan People's Bank of China (PBC) dapat dilakukan pada April sesudah peraturannya selesai diterbitkan.

Bank Indonesia dan Bank PBC akan menunjukan bank yang menjadi agen dalam pemanfaatan ke dua mata uang yaitu Rupiah dan RMB.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Miranda Swaray Goeltom BI saat ini
tinggal menyiapkan peraturan pelaksanaannya. BI akan membuka rekening
di PBC dan begitu sebaliknya.

Dia tidak mau menyebutkan kriteria bank yang bisa menjadi agen dalam pemanfaatan penukaran RMB. "Ini membutuhkan waktu, tapi Insya Allah bulan depan," kata dia di Jakarta, Rabu 26 Maret 2009.

Seperti diketahui BI dan PBC telah menandatangani perjanjian BCSA antara kedua bank sentral dalam kerjasama swap line sebesar Rp 175 triliun atau RMB 100 miliar. Kerjasama tersebut berlaku efektif selama tiga tahun dengan kemungkinan perpanjangan atas persetujuan kedua belah pihak.

Kerjasama tersebut akan menfasilitasi sebagian perdagangan Cina dan Indonesia. Ekspor Indonesia ke Cina naik 17 persen sebesar US$ 7,5 miliar sementara impor dari China sebesar US$14,99 miliar. Itu saja belum termasuk investasi.

Adanya fasilitas itu pebisnis Cina dan Indonesia tidak perlu mengkonversi ke dalam bentuk dolar AS sehingga penggunaan dolar dapat dikurangi. BI berpendapat penggunaan fasilitas tersebut masih untuk keperluan fasilitas perdagangan barang dan jasa, buka produk keuangan.

Terekam CCTV Cabuli Gadis Panti Asuhan, Ketua PSI Gubeng Surabaya Dicokok Polisi 
Prabowo Subianto tiba di Malaysia.

Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian

Menurut Sekjen AMMI Arip Nurahman, langkah dilakukan Prabowo ini, agar menjaga situasi tetap kondusif serta menghindari terjadinya perpecahan diantara sesama anak bangsa.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024