VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, membuka kemungkinan bagi publik untuk menggugat secara hukum mantan pejabat yang melegalkan metode interogasi brutal atas tersangka teroris semasa pemerintahan George Walker Bush. Obama juga menyarankan Kongres menginvestigasi kasus itu secara menyeluruh.
Namun, Obama menyerahkan keputusan mengenai proses hukum atas mantan pejabat itu kepada Jaksa Agung Eric Himpton Holder. Presiden pertama non-kulit putih itu hanya memastikan bahwa petugas Badan Intelijen AS, CIA yang melakukan interogasi, tidak akan dituntut karena mereka hanya menjalankan tugas sesuai dengan peraturan yang dilegalkan pada saat itu.
"Masalah ini sangat rumit, namun secara umum, saya pikir kita harus bergerak maju dan bukannya terus mundur. Saya khawatir masalah ini akan dipolitisasi sehingga mengganggu kemampuan kita menjaga keamanan nasional," ujar Obama kepada wartawan di Washington, Selasa 21 April 2009.
Kamis pekan lalu, pemerintahan Obama merilis sejumlah dokumen dari masa pemerintahan Bush berisi metode pemeriksaan tersangka terorisme. Metode itu meliputi pemukulan tahanan dan waterboarding, atau simulasi penenggelaman.
Tiga mantan pejabat hukum yang terancam penuntutan berkaitan masalah ini antara lain mantan pejabat Departemen Kehakiman Jay Bybee, John Yoo, dan Steven Bradbury. Saat ini Bybee menjabat hakim di Pengadilan Banding wilayah IX yang berlokasi di San Fransisko, California. Sementara Yoo mengajar di University of California-Berkeley.
Pengamat hukum dari Universitas Seattle, John Strait, mengatakan tiga mantan pejabat itu dapat menghadapi sejumlah dakwaan. Antara lain konspirasi untuk melakukan kejahatan, termasuk penyiksaan.
"Bybee juga dapat dicopot dari jabatannya," kata Strait.
Investigasi federal terhadap memo-memo itu telah dilakukan Biro Profesi Departemen Kehakiman yang biasa menangani kasus pelangagran kode etik petugas yudikatif. Sementara Komite Hukum di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan mereka akan meneruskan penyelidikan terhadap kebijakan pertahanan Bush yang dilakukan sebuah komisi independen. (AP)
VIVA.co.id
20 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Corporate Secretary Pelita Air, Agdya Yogandari mengatakan, Pelita Air berhasil mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan saat arus balik Lebaran Idul Fitri.
Serangan mengejutkan dari Iran sebagai balasan terhadap Israel yang menyerang pangkalan militer Iran di Damaskus, Suriah, membuat dunia terkejut sekaligus meningkatkan es
Masyarakat baru saja merayakan Puasa Ramadan dan Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024, pada momen itu mayoritas masyarakat menjalankan tradisi mudik ke kampung halaman. Dari
Sebagian besar negara di dunia, besar dan kecil, telah menyatakan kecaman dan kemarahan mereka atas genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah berlangsung 6 bulan terakhir
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluarkan pernyataan sikap terkait video Pendeta Gilbert Lumoindong yang diduga menghina agama Islam.
Selengkapnya
VIVA Networks
Toyota Fortuner, dan Mitsubishi Pajero Sport dikenal sebagai mobil SUV penguasa jalanan. Keduanya kerap viral di jagat maya akibat oknum pengguna mobil yang arogan
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Me Time by Kata Dokter: 5 Fakta dan Mitos Tentang Kecantikan yang Sering Disalahpahami
IntipSeleb
7 jam lalu
Banyak anggapan keliru soal kulit wajah yang beredar di masyarakat. Maka dari itu, yuk kita simak penjelasan fakta dan mitos tentang kecantikan yang sering disalahpahami
Dalam kancah musik dangdut koplo Indonesia, nama penyanyi dangdut muda, Happy Asmara semakin meroket dengan lagu-lagu yang penuh emosi dan memiliki makna mendalam.
Selengkapnya
Isu Terkini