Persaingan Operator

Operator FWA Terancam, Pemerintah "Diam"

VIVAnews - Beleid penurunan tarif interkoneksi 1 April 2008 memang merangsang munculnya suasana kompetisi yang semakin ketat dengan menciptakan lansekap baru berupa campuran lisensi Fixed Wireless Access (FWA) dengan selular. Padahal, sebagai pemegang lisensi yang berbeda, seyogyanya masing-masing memiliki hak atau kewajiban yang tidak sama. Kenyataannya, kedua pemegang lisensi ini harus bersaing memperebutkan segmen pasar yang sama. Akibatnya, hal ini bisa menekan pemain FWA karena selular jelas lebih unggul di infrastruktur.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah "diam". Tidak dalam arti diam sesungguhnya, pemerintah akan mempelajari fenomena pasar ini terlebih dulu. “Ini kita biarkan dulu saja. Ini kan mekanisme pasar,” ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto kepada VIVAnews, usai konferensi pers WOC dan CTI Summit di gedung Depkominfo, Medan Merdeka Barat, Senin 4 Mei 2009.

Dulu, kata Gatot, pada masa awal munculnya lisensi FWA yang dipelopori oleh operator Telkom melalui Flexi-nya, tak disangka sambutan masyarakat cukup baik di pasar. Ketika itu, pajak yang ditetapkan untuk penyelenggara FWA pun lebih ringan dibandingkan operator selular. “Sejak itu, operator selular mulai khawatir dengan potensi pasarnya karena dilahap dengan operator pemegang lisensi FWA,” ucapnya.

Kini, sebaliknya, operator FWA yang khawatir karena operator selular juga menyasar segmen pasar FWA dengan menurunkan harga seterjangkau mungkin. “Ini sudah mekanisme pasar, biarkan terbangun kompetisi yang sehat. Kami cenderung menahan diri saja. Takutnya, kalau kami hentikan, malah dibilang berat sebelah,” kata Gatot.

Terkait rumor sejumlah operator FWA yang terancam bangkrut atau terkonsolidasi akibat kalah bersaing dengan operator selular, Gatot bilang, hal ini wajar dan sebenarnya sudah diprediksi oleh Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar tiga tahun lalu.

“Ini mekanisme pasar. Tiga tahun lalu, Pak Basuki sudah memprediksi hal tersebut akan terjadi. Menurut beliau, cepat atau lambat, dari 11 operator, 11 penyelenggara telekomunikasi, pasti akan ada yang tumbang atau berkonsolidasi. Namun, karena ini B2B (business-to-business), waktu itu, pemerintah tak ingin ikut campur. Peran kami kan sebatas fasilitator dan regulator,” ucap Gatot.

Shin Tae-yong: Pelatih Timnas yang Juga Mahir Kendarai Truk dan Mobil Setir Kanan
Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick

Tekuk Korea Selatan, Rafael Struick: Ayo Kita ke Paris dan Ciptakan Sejarah Lagi!

Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick meluapkan kegembiraan usai mengalahkan Korea Selatan 11-10 lewat adu penalti dalam perempatfinal Piala Asia U23 Jumat 26/4.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024