Menjelang Pesta Blogger 2008, pemerintah menyatakan komitmen terhadap dukungannya terhadap kebebasan bagi para Blogger. Sejauh mana pemerintah menjamin kebebasan blogger?
"selama saya masih ditugaskan sebagai menteri, saya tidak akan mengontrol kreativitas blog. Keragaman kreativitas justru menjadi daya tarik blog Indonesia," ujar Menkominfo RI Mohammad Nuh di sela-sela konferensi pers Pesta Blogger 2008, di Gedung BIP, Departemen Komunikasi Informatika, Rabu 22 Oktober 2008.
Selama blogger tak melampaui batas, seperti berusaha memecah kesatuan negara, menyinggung masalah SARA (Suku Agama ras dan Antar-golongan), kata Nuh, para blogger dipersilakan untuk berkarya. Bahkan, Nuh menjamin, kasus blogger yang diadili di Malaysia karena membuka aib pemerintah, tidak akan terjadi di Indonesia.
"Mengadili seorang blogger seperti itu tindakan yang kurang kerjaan," ujar Nuh, menanggapi kasus di negara tetangga tersebut.
Dalam acara yang sama Dubes AS untuk RI, Cameron R. Hume, juga menegaskan hal senada. Menurutnya, aktivitas blogging turut menyuarakan kebenaran. Hanya saja, kebebasan tidak berarti mendukung ketiadaan toleransi dan social responsibility.
"Kebebasan yang saya maksud adalah kebebasan yang mampu mengubah sesuatu menjadi lebih baik, memberikan nilai tersendiri, misalnya nilai dalam kreativitas," ujar Cameron. Kedubes Amerika Serikat untuk RI merupakan salah satu pihak yang juga mensponsori Pesta Blogger 2008.
Sebagai pendukung acara, pemerintah akan menyiapkan sekitar 10 laptop sebagai hadiah pada Pesta Blogger 2008. Tanpa merinci apa jenis laptop yang diberikan, Nuh mempercayakan kewenangan pemberian hadiah kepada pihak panitia.
Menurut Nuh, dukungan pemerintah bukan tanpa maksud. tujuan besarnya adalah untuk membangun masyarakat yang berbasis pengetahuan (Knowledge Base Society). Untuk mengarah ke sana, ia menjelaskan, harus membangun dulu Information Base Society, yang di dalamnya melibatkan kreativitas. "Mengapa kami mendukung Pesta Blogger, karena kami ingin mengembangkan kreativitas," pungkas Nuh.