Muhammadiyah Lebaran 1 Oktober

VIVAnews - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1429 Hijriah pada 1 Oktober 2008. Penetapan itu dilakukan berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal atau peredaran bulan sebagaimana adanya.

Ki Ageng Fatah Wibisono, anggota tim penentu 1 Syawal PP Muhammadiyah, mengatakan berdasar data astronomi saat matahari terbenam sore nanti, bulan sabit muda (hilal) belum muncul atau masih di bawah ufuk.

Lantaran bulan sabit muda belum terbentuk, maka akan dilakukan istikmal atau penggenapan puasa 29 hari menjadi 30 hari. "Kalau tahun-tahun sebelumnya, hilal sudah di atas ufuk, jadi penetapan 1 syawal lebih dulu daripada Nahdlatul Ulama (NU)," ujar Fatah saat dihubungi VIVAnews, Senin 29 September 2008.

Selama ini, kata Fatah, NU selalu mensyaratkan hilal harus dapat dilihat secara kasat mata. Sedangkan Muhammadiyah, asal hilal sudah ada di atas ufuk saat matahari terbenam maka bulan baru dianggap telah tiba. "Ini sederhana dan tidak menyulitkan," ujarnya.

Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar NU (PBNU), Ghozali Masruri mengatakan, penetapan 1 Syawal akan ditentukan selepas matahari terbenam sore nanti.

PBNU telah menyiapkan tim di bawah komando Ghozali untuk melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap munculnya bulan sabit di awal bulan (rukyah). Kalau sore berhasil melihat bulan itu, maka malam nanti disebut Idul Fitri. Tapi kalau belum, kita istikmal, yang artinya 1 Syawal jatuh pada 1 Oktober," ujar Ghozali.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan
Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK, Anies-Muhaimin

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan

Anies Baswedan mengatakan ada peluang Prabowo Subianto mengundang dirinya untuk melakukan pertemuan usai putusan MK karena sebetulnya hanya lawan dalam pemilu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024